Sistem ini awalnya hanya berdasarkan kebutuhan para penghuni rumah, karena kurangnya air bersih yang tersedia mengingat tidak ada aliran permanen atau danau payau.
Kemudian, desain ini dijadikan peraturan pembangunan rumah, bahwa untuk setiap kaki persegi ruang atap, semua rumah harus memiliki delapan galon ruang tangki.
Desain atap ini memiliki beberapa keuntungan. Terbuat dari batu kapur, atap ini cukup berat dan tidak mudah digeser oleh badai.
Di masa lalu atap ditutupi mortar kapur, yang memiliki sifat anti-bakteri. Sekarang mortar telah digantikan oleh cat.
Warnanya masih putih, karena dapat memantulkan sinar ultraviolet dari matahari, yang juga membantu untuk memurnikan air.
“Kami semua tumbuh untuk mengelola sistem air kami sendiri,” kata Alan Rance, Chief Executive Officer Bermuda Waterworks.
(Baca juga:Jangan Lupa! Cairan yang Paling Dibutuhkan Tubuh Itu Berasal sari Air Putih, Bukan Dari Sumber Lain)
Seorang ahli lingkungan, Stuart Hayward mengaku dibesarkan oleh orangtuanya untuk memahami bahwa orang-orang yang tidak menghemat air mungkin akan dehidrasi.
Ia juga mengatakan, ia terbiasa tidak menggunakan banyak deterjen sehingga pada saat telah selesai mencuci piring, tak ada busa tersisa. Kemudian, air itu bisa digunakan untuk kebun.
Di satu sisi, ketika pulau telah semakin padat penduduknya, rasio luas atap untuk penduduk telah berkurang.
Normalnya, jika kita tidak dapat membangun secara melebar, kita mungkin akan membangun ke atas untuk memberi lebih banyak ruang bagi keluarga.
Tetapi, ada konsekuensi dari cara ini jika diterapkan di Bermuda.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR