Intisari-Online.com – Wulan dan Hari biasa mendidik ketiga anak mereka dengan keras dan disiplin.
Maklumlah, mereka pengusaha berhasil yang berangkat dari bawah.
"Kalau mau kau pasti bisa," begitu mereka sering mengajarkan.
Semua fasilitas terbaik pun disediakan demi kebahagiaan dan keberhasilan anak-anak itu.
Anehnya, beberapa tahun terakhir ini ada yang mengganjal.
Si pengganjal itu bukan siapa-siapa, tapi justru Titi, si bungsu permata hati, yang selama ini lembut penurut.
Selulus SMU, ia menolak melanjutkan sekolah. Katanya ia mau bekerja saja, ingin membuktikan diri.
Dari argumentasi sopan sampai pertengkaran emosional tidak berhasil mengubah tekadnya.
Ia juga memaksa meninggalkan rumah dan tinggal di kos.
“Aku ingin mandiri,” alasannya. Bantuan keuangan dari orangtuanya ditolaknya mentah-mentah.
Padahal dengan ijazah SMU itu pekerjaan yang ia peroleh tentu amat terbatas penghasilannya.
Dengan sedih Wulan dan Hari memperhatikan kehidupan Titi yang pelan-pelan merosot dari standar keluarga mereka.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR