Hati-hati! Penjahat Siber Mencuri Data Pribadi Kita Lewat SMS

Agus Surono

Editor

Salah satu contoh smishing.
Salah satu contoh smishing.

Intisari-Online.com – Hati-hati dengan kejahatan siber terbaru.

Penjahat siber mulai mengarahkan senjata mereka ke pesan pendek (SMS) yang semakin tersisih oleh aplikasi pesan seperti WhatsApp, LINE, atau Telegram.

“Smishing” begitu model kejahatan ini diberi nama, merujuk kepada model kejahatan sebelumnya “phishing”.

Model kejahatan ini akan mengincar korban melalui pesan teks scam yang bisa menginfeksi ponsel pintar kita dan informasi pribadi kita pun berpindah tangan.

Itu berarti nomor jaminan sosial, alamat, dan bahkan informasi kartu kredit kita bisa “dicuri” melalui pesan teks sederhana yang kita terima.

"Bisa jadi pesan itu seperti ini, ‘Rp500.000 baru saja ditarik dari rekening bank Anda, apakah Anda melakukannya? Jika tidak, teleponlah nomor telepon ini,’" kata Pierson Clair, direktur senior keamanan siber dan investigasi di Kroll, kepada NBC News.

(Baca juga:Mau Bikin Hang iPhone Teman? Kirim SMS Ini)

"Ada jutaan pesan teks yang dikirim setiap hari dengan target semua orang dari anak kecil hingga kakek-nenek."

Peretas biasanya mengirim pesan “smishing” dengan tautan atau nomor telepon. Jika kita menelepon atau mengklik tautan itu, peretas pun bisa memanen lebih banyak data.

Amerika kehilangan AS$1,3 miliar (sekitar Rp1,7 triliun) untuk kejahatan siber pada tahun 2016, menurut FBI.

Jumlah itu diperkirakan meningkat karena penjahat model kejahatan baru yang tidak membuat curiga korban.

"Telepon saat ini menjadi barang yang tak lepas dari kehidupan kita. Makanya, ketika ada pemberitahuan semacam itu tadi, tak jarang kita lantas berkata, ‘Oh tidak’, dan kita akan secara aktif menanggapinya, lalu mereka pun bersuka ria "

(Baca juga:Samakin Jarang Digunakan, SMS akan Segera Dirombak Google)

Tidak ada cara untuk memblokir penipu yang mengirim pesan smishing karena mudahnya memperoleh nomer telepon. Jadi, para ahli merekomendasikan kita untuk bersikap skeptis jika tidak yakin dengan pesan yang masuk.

Jangan klik tautan atau menghubungi nomor yang ada di pesan tersebut. Sebagai langkah antisipasi, cek keabsahan pesan tadi melalui nomor telepon yang terverifikasi. Lalu hapus teks yang mencurigakan itu.

Intinya, Clair berkata, "Jangan mudah percayalah. Validasi semuanya."

Artikel Terkait