Intisari-Online.com - Hati-hati jika menerima pesan teks baik melalui ponsel atau email atau chatting. Soalnya, menurut para peneliti, orang lebih mudah untuk berbohong saat mengetik pesan dibandingkan saat berkomunikasi melalui video atau tatap muka karena mereka tidak merasa diselidiki.
Penelitian yang dipimpin oleh David Yu, asisten guru besar bisnis di Sekolah Bisnis, Universitas Wichita, AS, menunjukkan bahwa orang cenderung menipu saat mengetik pesan dibandingkan saat bertatap muka. Yu bekerja sama dengan koleganya di Univeristy of Britihs Columbia, Kanada. Mereka melibatkan 170 mahasiswa bisnis UBC untuk melakukan transaksi saham dengan seseorang melalui video atau mengirim teks singkat.
Para mahasiswa ini berlaku layaknya pembeli yang dijanjikan keuntungan uang tunai setiap peningkatan nilai saham. Mereka juga akan diberikan informasi jika nilai saham anjlok lebih dari separo. Keuntungan tergantung nilai saham.
Peneliti lalu menganalisis broker mana yang dipertimbangkan berbohong, lalu mengaitkan dengan bentuk komunikasi mana yang dilakukan broker untuk membuat tarnsaksi.
Ternyata, 95% lebih pembeli yang menerima informasi melalui pesan singkat melaporkan penipuan dibandingkan dengan mereka yang berkomunikasi via video call. Dibandingkan dengan mereka yang melakukan transaksi secara pribadi angkanya lebih besar 31%. Sedangkan dibandingkan dengan yang melakukan transaksi dengan bertelepon angkanya lebih besar dari 18%.
Peneliti menggarisbawahi bahwa penipuan jarang terjadi pada bentuk komunikasi video karena melalui tayangan video orang saling dapat melihat muka masing-masing. Jadi, orang merasa diawasi dari dekat. Inilah persepsi yang disebut sebagai “efek spotlight”. (USAToday)