Intisari-Online.com - Kisah hidup Muhammad Agus Hariono (51) yang terbilang sangat memilukanini semoga menjadi cermin bagi kita semua.
Pria yang sehari-hari hidup sebatang kara di atas becak di kawasan Putro Agung Gang III Jalan Rangkah, TambaksariSurabayaini sering mendapat bantuan makanan dari warga.
Bahkan hingga dirinya tewas di atas becak, keluarganya pun diketahui tak mau mengurus jenazahnya.
Agus ialah anak pertama yang juga tinggal dengan ayah tirinya.
Usai ibunya meninggal, kehidupan Agus mulai terlantar, diusir keluarga dan tak diurus.
(Baca juga:Kisah Nyata Perempuan yang Sejauh Ini Sudah Tidur dengan 1.000 Lelaki)
"Kata warga disini sempat diusir keluarga ayah tirinya setelah ibunya meninggal. Dulu tinggalnya ya di rumahnya yang ditempati sama almarhum ibu dan ayah tirinya itu," ujar Supriyadi (47) Ketua RT III Putro Agung, Rangkah, Tambaksari kepada TribunJatim.com, Senin (17/7/2017).
Saat TribunJatim.com mendatangi rumah almarhum di Jalan Putro Agung No 38, terlihat rumah berpagar hitam yang sedang ditinggal penghuninya.
Meski lampu pijar berwarna putih menyala di balik selambu berwarna merah muda menutupi ruang tamu, tak ada seorang pun yang menyambut wartawan TribunJatim.com.
Agus yang hidup serba kekurangan harus membawa baju-bajunya di bungkusan tas plastik di atas becak.
Tumpukan baju tak layak pakai itu diletakkan di belakang kursi becak bersama kardus dan botol minuman plastik.
Becak bercat warna biru itu pun terlihat mulai berkarat dengan bagian penyangga kanan yang sudah patah dan disambung kayu dan lilitan tali rafia kuning.
"Pas meninggal, baju-baju di dalam kresek ini numpuk. Sebagian kita pindah di kardus. Sepertinya beliau juga baru beli kain warna hitam dan biru dongker dibungkus kresek hitam. Insyallah kita sumbangkan jika ada yang mau," ujar Supriyadi.
(Baca juga:Kisah Dua Anak yang Membunuh Ayam Jantan Kesayangan Ibunya)
Belum dipastikan apa sebenarnya penyebab meninggalnya kakek Agus.
Namun Supriyadi menduga almarhum meninggal karena sakit.
"Mungkin sakit, perut kosong sering kena angin malam," ujar Supriyadi.
Diberitakan sebelumnya, almarhum kakek Muhamad Agus Hariono (ini diketahui warga tewas di atas becak.
Hal yang mengiris hati, jenazahnya ditolak keluarga ayah tirinya, mereka tak lagi mengurus kakek Agus saat hidup hingga ajalnya menjemput.
"Saat ditemui warga untuk persiapan pemakaman keluarga berkali-kali bilang, 'Ga urus. Ga urus. Aku ga urus'," ujar Supriyadi sembari menirukan suara keluarga almarhum.
Akhirnya menggunakan ambulanpinjaman warga, jenazah kakek dibawa ke Balai RT III untuk persiapan pemakaman hingga dimakamkan menggunakan iuran warga.
(Nur Ika Anisa)
(Artikel ini sudah dimuat di Tribunnews.com dengan judul: Kisah Kakek Agus Hidup Terlantar di Atas Becak Hingga Jenazahnya Ditolak Keluarga)