Intisari-Online.com – Toko kue ini sudah kondang sebagai penyedia berbagai kue tradisional sejak tahun 1969. Apa sebenarnya yang membuat kue-kue tradisional di sini begitu istimewa?
“Resepnya otentik. Sampai sekarang kami tetap menerapkan resep yang diwariskan oleh nenek saya,” ujar Yuyun, cucu Ny. Ali yang kini membantu mengelola toko.
Kue-kue di sini dibuat dengan cara yang sangat profesional. Kue apem cukit, misalnya. Untuk membuat kue langka ini Yuyun harus mempersiapkan biangnya sehari sebelum kue itu dijual.
Kue apem itu harus dibiarkan dingin dulu semalaman. Baru esok paginya siap untuk dipotong dan disajikan.
Proses membuatnya cukup sulit dan lama. Sekilas melihat penampilannya, kue apem cukit mekar sempurna serupa roti.
(Baca juga: 5 Kue Lebaran Ini Bisa Naikkan Berat Badan, Jangan Dimakan Berlebihan, Ya!)
Tetapi begitu dicicipi, yang muncul adalah rasa lembut dan kenyal dari tepung beras dengan rasa asam manis yang samar-samar khas apem.
Kue apem ini biasa dinikmati bersama saus santan-gula jawa. Selain apem cukit, masih banyak lagi kue tradisional eksotis lainnya misalnya celorot, wajik, cucur, dan pisang ayam.
Beras Cianjur
Hal serupa juga berlaku untuk kue mangkok yang menjadi andalan toko kue ini. Kue mangkok harus dimasak sehari sebelumnya, dibiarkan dingin semalaman, baru esok paginya dicungkil dari cetakannya yang berbahan keramik.
Hasilnya memang sungguh menarik. Rasanya manis gurih, teksturnya lembut. Ketika dikeluarkan dari cetakannya, bagian dasar kue ini tampak mengilat licin.
(Baca juga: HUT Jakarta ke-490: Pasar Kue Subuh yang Memenuhi Hasrat Jajanan Orang Jakarta sejak Dini Hari)
Yuyun menjamin mutu bahan kue selalu terjaga. “Untuk menjaga rasa, kami menumbuk sendiri tepung berasnya secara tradisional menggunakan alu kayu. Berasnya pun menggunakan beras Cianjur super,” ujar Yuyun. Wah, pantas saja hasilnya begitu bagus.
Tepung hasil tumbukan disaring menggunakan saringan dari kain sutera, dengan pori-pori yang sangat halus. Tujuannya tentu saja agar diperoleh tepung beras yang sangat lembut.
Itu sebabnya kue mangkok itu pun terasa lembut di lidah dan tidak lengket ketika dikeluarkan dari cetakannya.
Sebagaimana berasnya, gula pun dipilih secara selektif. Gula merah yang dipakai hanya yang benar-benar tanpa ampas, bersih, dan wangi. Sedangkan untuk gula pasir, hanya digunakan gula dari Lampung.
Pemakaian bahan yang baik dan proses memasak yang benar membuat kue mangkok ini tahan sampai 30 jam di luar lemari es. Tak heran bila kue mangkok Ny. Ali sering dibawa sebagai oleh-oleh. Bukan hanya ke luar kota tapi juga ke luar negeri.
Buatan sendiri
Yang hebat, semua kue basah di toko ini seratus persen dibuat sendiri! Berbeda dari umumnya toko kue yang menjual jajanan titipan. Kue-kue basah yang kecil rata-rata harganya Rp4.000,- - Rp4.500,- per buah.
Di hari biasa, toko ini menyediakan sekitar 30 jenis kue basah. Namun, saat tertentu, seperti bulan Puasa, jumlah kue yang disediakan lebih banyak lagi. Contohnya jongkong kelapa muda plus saus durian.
Selain untuk jongkong, saus durian ini juga menjadi pelengkap untuk menikmati apem, serabi, atau ketan srikaya. Bisa dibayangkan betapa manis dan legitnya. Di akhir pekan pun ada menu khusus berupa tape uli dan gemblong.
Bukan hanya kuenya yang istimewa, suasana toko sekaligus restoran ini pun bersih dan rapi. Menurut Yuyun, itu untuk menjaga kondisi kue agar tetap bagus. Pasalnya, kue basah ini rentan rusak dan basi. Kotor sedikit saja, cita rasa kue akan segera berubah.
Selain kue, di sini juga tersedia ketupat sayur, laksa penganten, mi kangkung, dan nasi ulam empal. Ketupat sayur di sini menggunakan sayur labu siam yang dimasak serupa sayur lodeh berkuah santan sehingga terasa gurih.
Laksa penganten tampil dengan kuah kuning muda yang memiliki cita rasa gurih dan manis yang ringan.
Mengingat banyaknya pilihan masakan dan kue basah yang menggunakan santan dan kelapa, tak heran dalam sehari toko ini memerlukan sekitar 50 butir kelapa.
“Kelapa ini kami sortir secara teliti, harus benar-benar segar dan bagus. Kalau kecolongan satu saja kelapa yang jelek, bisa merusak semua santan,” ujar Yuyun.
Selain mempertahankan resep Ny. Ali, Yuyun juga melakukan inovasi pada kue-kue tertentu. Misalnya, pada bika ambon, Yuyun menambahkan banyak daun jeruk dalam santan yang dimasak untuk adonan.
Hasilnya, bika ambon di toko ini bukan hanya wangi santan tetapi juga wangi lembut alami daun jeruk yang aromatik.
Yuyun pun melakukan inovasi pada kue kering buatannya, yakni nastar keju dan nastar biasa. Agar pembuatan nastar tampil kuning mengilap, Yuyun mengolesi permukaannya dengan campuran mentega cair, kuning telur ayam negeri, dan kuning telur Omega 3 yang memiliki warna oranye yang mantap.
Pokoknya, semua dijamin mantap! (Sht/Ron)
Toko kue tradisional Ny. Ali:
Jln. Kramat Pela no. 11 (Barito II) Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Telp. 021-7254184, 7243541, 7267466.
Buka setiap hari pukul 06.30 - 17.00. Libur setiap Senin akhir bulan
(Seperti pernah dimuat di Buku Wisata Jajan Jabodetabek – Intisari)