Bagi mereka, ruang-ruang itu lebih mirip tempat persembunyian untuk menghindari musuh atau ruang untuk menyusun rencana rahasia.
Walaupun di zaman modern ini orang Korea dan orang Jepang dianggap sebagai bangsa yang sama-sama ulet, tetapi sebenarnya cara berpikir dan cara hidup mereka berbeda.
Umumnya orang Korea mengikuti prinsip dan berpegang pada ideologi-ideologi.
Sebaliknya, orang Jepang umumnya anti ideologi dan mempunyai rasa kewajiban antara perseorang yang kuat.
Kecil-kecil pembawa rezeki
Industri elektronika Jepang menunjukkan bentuk peringkasan pula. Orang Jepang mengembangkan micro computer dari computer besar penemuan Amerika.
Mereka mengembangkan walkman dari tape recorder yang berasal dari Jerman Barat.
Orang Jepang juga membuat portable radio dan video recorder yang bisa dibeli oleh masyarakat luas, padahal benda-benda itu tadinya benda yang dirancang hanya untuk bisnis dan ilmu pengetahuan, berukuran besar serta mahal.
Pada saat ini produk-produk yang ditandai dengan peringkasan mendatangkan sukses bagi pabrik-pabrik Jepang.
Peringkasan itu tidak hanya terbatas pada produk elektronika, tetapi juga dalam industri mobil.
Sukses Jepang dalam industri mobil diawali oleh mobil-mobil kecil. Slogan Toyota ialah "membuat Cadillac kecil", ketika mereka mengekspor Crown ke AS.
Bunyi pintu Crown dibuat sekokoh bunyi pintu Cadillac.
Jepang juga kuat dalam kamera-kamera dan arloji-arloji kecil.
Tidak mau jadi raksasa
Dalam manajemen pun Jepang menganut sistem peringkasan ini. "Saya tidak mencoba membuat perusahaan dan modal saya lebih besar," kata Masaru Ibuka, pemimpin Sony Corp.
"Perusahaan kecil lebih mudah menanggapi perubahan. Kalau perusahaan tumbuh terlalu besar, mereka sering ' kehilangan keluwesannya."
Kalau perusahaan-perusahaan AS bertujuan menjadi raksasa dengan melakukan merger (penggabungan), tetapi di Jepang perusahaan-perusahaan besar berusaha memisahkan perusahaan-perusahaan cabang, supaya masing-masing mengelola unit yang lebih kecil.
Jepang tampaknya selalu kalah kalau melakukan ekspansi. Mereka tidak berhasil berekspansi ke Korea pada akhir abad ke-16.
Ekspansi ke seluruh Asia menyebabkan Perang Dunia II dan berakhir dengan kesengsaraan.
Sebaliknya tradisi contractionism-nya itu patut dibanggakan. Ada baiknya kalau orang-orang lain juga belajar dari sukses mereka dalam bidang ini (Look Japan)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 1982)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR