Intisari-Online.com - Tindakan terbaik berikutnya adalah menjual mobil Anda, menghindari penerbangan dan menjadi vegetarian, menurut studi tentang dampak sebenarnya dari berbagai pilihan gaya hidup hijau
Sebuah penelitian mengungkap bahwa memiliki lebih sedikit anak ternyata berperan dalam memerangi perubahan iklim.
Tindakan lainnya adalah menjual mobil kita, menghindari penerbangan yang panjang, dan makan makanan vegetarian. Langkah ini ternyata mengurangi emisi jauh lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas yang sudah dikenal seperti daur ulang, menggunakan lampu hemat energi, atau mencuci dengan menggunakan mesin cuci satu tabung.
Masalahnya, tindakan yang berdampak tinggi tersebut jarang disertakan dalam saran pemerintah dan buku teks sekolah, kata periset.
Emisi karbon harus turun ke angka dua ton CO2 per orang pada tahun 2050 untuk menghindari pemanasan global yang parah. Saat ini, angka emisi di AS dan Australia sudah 16 ton per orang, sementara di Inggris tujuh ton.
(Baca juga:Pesawat Pertama Tanpa Emisi Karbon Ini Akan Melintasi Samudera Atlantik)
"Itu jelas merupakan perubahan yang sangat besar dan kami ingin menunjukkan bahwa kita memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari itu," kata Kimberly Nicholas, dari Universitas Lund di Swedia dan salah satu tim peneliti.
Penelitian yang dipublikasikan di Environmental Research Letters itu menunjukkan bahwa tindakan yang berbeda memiliki dampak yang sebanding. Sejauh ini dampak akhir terbesar adalah memiliki satu anak lebih sedikit, yang menurut para peneliti disamakan dengan pengurangan 58 ton CO2 untuk setiap tahun kehidupan orang tua.
Angka tersebut dihitung dengan cara mengumpulkan emisi anak dan semua keturunan mereka, kemudian membaginya dengan umur harapan hidup orangtuanya. Emisi setiap orangtua dianggap 50% dari emisi anak-anak, 25% dari emisi cucu mereka, dan seterusnya.
Grafik di bawah menunjukkan berapa banyak CO2 dapat diselamatkan melalui berbagai tindakan yang berbeda.
"Kami menyadari memiliki lebih sedikit anak adalah pilihan yang sangat pribadi. Tapi kita tidak bisa mengabaikan efek iklim akibat gaya hidup kita," kata Nicholas.
"Adalah tugas kita sebagai ilmuwan untuk memaparkan data dengan jujur. Kita dipaksa untuk menghadapi fakta bahwa tingkat emisi saat ini sangat buruk bagi planet dan kehidupan manusia."
"Dalam kehidupan, ada banyak nilai yang menjadi landasan orang membuat keputusan dan soal karbon ini hanya satu di antaranya," tambahnya.
Ledakan penduduk telah menjadi faktor kontroversial dalam debat perubahan iklim. Beberapa data menunjukkan bahwa seorang Amerika bertanggung jawab atas 40 kali emisi yang dihasilkan oleh orang Bangladesh dan bahwa konsumsi berlebihan adalah isu krusial.
(Baca juga:Studi Membuktikan bila Semua Orang di Bumi Jadi Vegetarian, Emisi Karbon akan Berkurang 63%)
Penelitian tersebut muncul sehari setelah para peneliti menyalahkan kelebihan populasi dan konsumsi berlebihan pada "penghancuran biologis" satwa liar yang telah memulai kepunahan massal spesies di planet ini.
Para periset menganalisis puluhan sumber daya dari Eropa, Amerika Utara, dan Jepang untuk menghitung penghematan karbon individu di negara-negara kaya.
Hasilnya, menyingkirkan sebuah mobil dapat menghemat 2,4 ton emisi per tahun, menghindari penerbangan transatlantik menghemat 1,6 ton, dan menjadi vegetarian menghemat 0,8 ton per tahun.
Tindakan tersebut akan menyelamatkan karbon dalam jumlah yang sama di negara lain. Namun tindakan yang lain bisa bervariasi.
Misalnya saja penghematan akibat beralih ke mobil listrik harus dilihat bagaimana pembangkit listrik di negara tersebut.
Toh Nicholas masih menyebutkan bahwa tindakan yang berdampak rendah seperti daur ulang, masih layak dilakukan. Hanya saja, tindakan itu kurang greget jika dikaitkan dengan skala tantangan iklim yang kita hadapi.