Intisari-Online.com- Sebuah pesawat baru dengan tenaga biofuel dan energi surya bertujuan untuk membuat penerbangan pertama melintasi Samudra Atlantik tanpa emisi karbon. Dikembangkan oleh seorang pilot berkebangsaan Perancis, yang juga sekaligus ilmuwan, dan pengusaha, bernama Raphaël Dinelli. Pesawat ini telah memakan waktu tujuh tahun dalam pembutannya.
Pesawat super-ringan ini didukung oleh energi surya yang disalurkan ke sayapnya, dan ketika matahari terbenam, sebuah biofuel berbasis alga dapat mendorong mesin sebaliknya. Sekitar 20 persen daya berasal hanya dari meluncur melalui langit. Perusahaan energi alternatif milik Dinelli, Laboratoire Océan Vital, bertanggung jawab untuk membangun mesin revolusioner. Ketika menerbangkan pesawat, Dinelli akan memiliki sejumlah tantangan: kokpit yang sempit, kabin yang tidak bertekanan (untuk mengurangi kurasan energi), dia akan berada pada kondisi kadar oksigen 30 persen kurang dari normal, dan 60 jam waktu penerbangan tanpa autopilot yang tersedia.
Baterai lithium-ion kecil yang termasuk dalam pesawat berfungsi untuk menambahkan beberapa dorongan tenaga ekstra selama take-off, tapi setelah itu, pesawat harus dijalankan oleh 25 persen tenaga surya pada saat di udara. Dengan perhitungan durasi perjalanan, 55 persen dipakai untuk biofuel. Dinelli dan timnya telah menghabiskan dua tahun menemukan mesin biofuel terbaik untuk mengoperasikan penerbangan ini.
Pesawat mampu menempuh ketinggian 10.000 kaki (609 meter) dan kecepatan tertinggi 100 km / jam.
(Miquel Ros/cnn.com)