Intisari-Online.com -Sungguh malang nasib Jason Garnett, pria yang harus menerima 24 suntikan di organ vital karena ereksi tak kunjung reda.
Ia tidak akan lupa hari itu, Jumat (3/10/2014), sekitar pukul 9 pagi, ketika ia bangun dalam kondisi ereksi yang ternyata tidak juga berhenti.
(Baca juga:Pria Australia Ini Habiskan Rp1 Miliar untuk Mentato Seluruh Tubuhnya, Termasuk Organ Vital Ini)
Tadinya, pria muda Inggris berusia 23 tahun ini berpikir, hal itu adalah wajar. Hingga satu jam kemudian, ia tetap tak curiga dan justru pergi bekerja seperti biasanya.
Namun, ketika ereksinya belum juga berhenti hingga jam makan siang, pegawai sebuah hotel di North Yorkshire ini mulai panik.
Untuk meredakan ereksinya, ia bahkan mandi air dingin dan ber-jogging, meski kedua hal tersebut tak mengubah situasi.
Barulah, sekitar delapan jam setelah bangun tidur, atau pukul 17.00, Garnett menceritakan kondisinya pada teman sekamarnya.
“Pertama kali mendengarnya, ia histeris. Namun, ia kemudian menyadari betapa seriusnya kondisi yang saya alami,” kata Garnett.
Ia lantas dibawa ke rumah sakit. Dokter mendiagnosis Garnett mengalami priapism- sebuah kondisi langka yang menyebabkan ereksi tanpa adanya rangsangan atau keinginan seksual.
Masalahnya, jika tidak diatasi, priapism ini akan memicu kerusakan permanen pada penis.
Untuk menyembuhkan keadaan tersebut, dokter bahkan harus menyedot dua liter darah dari penis Garnett agar tekanan pada organ vitalnya berkurang.
Namun, ketika hal itu tidak juga berhasil, dokter terpaksa mengganti metode pengobatan dengan menyuntikkan obat sebanyak 24 kali untuk membatasi aliran darah ke organ vitalnya.
(Baca juga:Rahasia di Balik Mumi Raja Tut yang Ereksi)
“Melihat mereka menusuk penis saya dengan jarum adalah pengalaman yang mengerikan seperti dalam film horor. Ini sangat sakit. Nyerinya bahkan saya beri nilai 10 dari 10,” Garnett menambahkan.
Terhitung, ereksi tanpa henti yang dialami Jason Garnett ini berlangsung selama lebih dari 17 jam. Namun, hal itu berhasil diatasi.
Bagi Garnett, segalanya kini sudah kembali normal, meski ia mengibaratkan kondisi penisnya seperti habis perang: berwarna hitam dan biru.