Intisari-Online.com – Penduduk dan petani di Lady Frere di Afrika Selatan diresahkan oleh kelahiran seekor anak domba. Pasalnya, hewan itu terlihat seperti sosok manusia.
Penduduk yang masih percaya tahayul itu menyakini bahwa anak domba itu adalah setengah manusia dan setengah binatang buas yang dikirim oleh iblis.
Banyak diantara penduduk di desa yang berjumlah 4.000 jiwa itu berkeyakinan bahwa kebengisan dan sihir mengiringi kelahiran anak domba itu.
Kepanikan penduduk desa ini membuat Departemen Pengembangan Pedesaan Eastern Cape mengirimkan tim ahli untuk menyelidikinya setelah foto mahluk itu tersebar di komunitas desa.
Direktur Veterinary Service, Dr. Lubabalo Mrwebi mengakui bahwa kali pertama melihat domba yang lahir dalam keadaan mati ini mirip dengan manusia tetapi bukan bagian dari tubuh manusia.
(Baca juga: Hanya Miliki Satu Mata, Bayi Kambing Ini Dianggap Makhluk Suci yang Bawa Keberuntungan. Percaya?)
“Kami dapat konfimasikan bahwa foto itu bukan hoax tetapi domba yang benar-benar cacat ini terlahir dari seekor induk domba di Lady Frere pada pekan ini yang terlihat seperti sesosok manusia,” kata Dr. Lubabalo Mrwebi.
Ia menambahkan, bagaimana pun juga itu bukan manusia tetapi sebentuk anak domba yang mengalami kelainan dan terlahir mati dari seekor induk domba. Kemungkinan hewan itu terinfeksi demam Rift Valley di masa awal kehamilan induknya.
“Perlu dicatat, seekor domba memiliki 28 pasang kromosom sementara manusia memiliki 23 pasang kromosom. Ini penting untuk menghapus mitos bahwa sel telur seekor domba dan sperma manusia bisa berperan bagi pertumbuhan suatu bentuk kehidupan yang dapat hidup,” tegasnya.
Kecacatan domba ini memperlihatkan tanda-tanda pada awal-awal terbentuknya janin menjadi tidak sempurna akibat infeksi, bukan yang lainnya.
Dr. Mrwebi mengatakan bahwa masa kehamilan induk domba adalah 5 bulan. Ini berarti masa pembuahan terjadi pada akhir Desember 2016 atau awal Januari 2017.
(Baca juga: Baru Difungsikan untuk Bayi Kambing, Rahim Buatan Ini Diharapkan Bisa Atasi Persoalan Bayi Prematur pada Manusia)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR