Cara Terindah untuk Berbagi adalah saat Kita dapat Tetap Memberi Meski Kita Sendiri Kekurangan

Ade Sulaeman

Editor

Beranikah Kita Mengorbankan Gaya Hidup Demi Memberi dan Berbagi Pada Sesama?
Beranikah Kita Mengorbankan Gaya Hidup Demi Memberi dan Berbagi Pada Sesama?

Intisari-Online.com – Hari ini, aku merasa tidak enak. Kepalaku penuh dengan masalah dan kebingungan.

Aku memutuskan untuk jalan-jalan, meskipun aku tidak tahu ke mana aku akan pergi. Yang penting adalah aku keluar.

Aku melihat seorang tua duduk di kursi. Ia adalah penjual sepatu bekas. Aku pikir ia berusia sekitar 70 tahun.

Ia tampak sangat lelah dan tidak ada yang membeli sepatunya. Aku ingin memberinya sesuatu tapi aku tidak membawa apa pun.

Lalu, seorang gadis kecil mendekati orang tua itu. Kudengar anak kecil itu berkata, “Kakek, bolehkah aku menyemir sepatumu?”

Orang tua itu kasihan pada gadis kecil itu, tersenyum, dan memberikan sepatunya untuk disemir.

Gadis kecil itu berkata, “Saya menyemir sepatu karena saya butuh uang untuk membeli seragam sekolah baru untuk adikku.”

Aku mendengar ini dan air mata jatuh ke pipiku. Orang tua itu menjawab, “Oh, gadis kecil. Berhentilah melakukan ini dan ikutlah denganku dan aku akan membelikanmu seragam.”

Kemudian mereka berjalan ke pasar. Aku sengaja mengikuti mereka dari belakang. Orang tua itu kemudian membelikan gadis kecil itu satu stel seragam.

Gadis kecil itu sangat bahagia. Ia berkata, “Terima kasih banyak telah melakukan ini. Semoga Tuhan memberkati kakek.” Kemudian gadis kecil itu pergi, membiarkan orang tua itu tersenyum.

Orang tua itu berjalan meninggalkan pasar, tapi aku menghentikannya. Aku berbisik di telinganya, “Engkau adalah pahlawan! Terima kasih atas kebaikan Anda.”

Saat berjalan pergi, aku melirik ke belakang dan aku bisa melihatnya masih tersenyum. Aku terpesona oleh kebaikan yang baru saja kulihat.

Seseorang yang memiliki begitu sedikit hal untuk dirinya sendiri, tapi mampu menunjukkan kemurahan hati yang luar biasa. Menakjubkan!

Kesedihanku sendiri kini benar-benar hilang, karena melihat tindakan kebajikan tadi.

Aku mulai menyadari bahwa aku harus banyak bersyukur.

Kuharap, suatu hari nanti, aku dapat menunjukkan apresiasiku terhadap apa yang kumiliki dengan mengikuti teladan orang tua tadi.

Ia hanya memiliki sedikit, tapi membaginya dengan indah pada seseorang yang tidak memiliki apa-apa.

Artikel Terkait