‘Musuh’ Utama Uji Coba Peledakan Bom yang Dilakukan TNI AU: Para Pemulung!

Ade Sulaeman

Editor

Ledakan bom yang diuji
Ledakan bom yang diuji

Intisari-Online.com - Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU (Dislitbangau) bekerja sama dengan sejumlah industri pertahanan seperti PT Pindad, PT Dahana, PT Sari Bahari dan lainnya dikenal sudah bisa membuat bom untuk pesawat tempur.

Sejumlah bom yang bisa digunakan untuk jet-jet tempur TNI AU seperti F-16 Fighting Falcon dan Sukhoi itu terdiri dari beberapa tipe dan memiliki daya hancur yang tinggi.

Sejumlah bom yang sudah bisa diproduksi massal itu antara lain bom tajam BT-250, P-500, dan BTN-250. Angka pada jenis bom itu menunjukkan beratnya masing-masing bom.

(Baca juga: Petugas Bandara Sultan Hasanuddin Gagalkan Penyelundupan 500 Detonator Bom)

Agar mendapatkan sertifikasi sehingga bom-bom itu layak digunakan dalam misi tempur, perlu dilakukan uji coba peluncuran bom dari pesawat tempur untuk menghantam target yang dientukan.

Tempat pengujian bom yang diproduksi oleh sejumlah industri pertahanan itu berada di kawasan Air Weapon Range (AWR), Pandan Wangi, Lumajang, Jawa Timur.

Sebelum bom-bom itu diuji maka maka semua perangkat pendukung disiapkan terlebih dahulu seperti pesawat tempur, tim penguji, tim pengamat, pasukan pengaman dan lainnya.

Tugas pasukan pengaman yang berjaga di seputar kawasan AWR adalah menciptakan area yang steril dari kehadiran manusia mengingat area sekitar Pandan Wangi berada di pinggir pantai.

Yang pasti acara pengujian penjatuhan bom yang dilakukan oleh Dislitbangau selalu diketahui penduduk sehingga mereka juga tertarik untuk datang menonton dari jarak jauh.

(Baca juga: Yuk Kenal Lebih Jauh dengan Pembom Tukik Stuka Ju 87, Pesawat Andalan Nazi yang Dibuat Secara Sembunyi-sembunyi)

Di antara para penonton bahkan ada sejumlah pemulung yang sudah bersiap mengambil kepingan-kepingan longsong bom yang terbuat dari logam atau kuningan.

Di kawasan pesisir Jawa Timur yang daerahnya sering digunakan untuk latihan perang memang sudah terbiasa disambangi para pemulung.

Para pemulung yang kehadirannya kadang sulit dicegah aparat keamanan itu, saling berlomba untuk mencari selongsong peluru atau bahkan selongsong peluru meriam.

Harga perkilo kuningan sekitar Rp35.000 sehingga membuat para pemulung sangat tergiur dan berloba-lomba memburunya.

Pecahan besi dan kuningan yang disebabkan oleh ledakan bom yang beratnya mencapai ratusan kilo, jelas makin membuat ngiler para pemulung.

Artikel Terkait