Intisari-Online.com - Meskipun sesuai aturan Konvesi Jenewa bom tandan atau lebih dikenal sebagai cluster bomb dilarang untuk digunakan dalam peperangan, Indonesia ternyata pernah membuatnya.
Bom tandan ini dilarang digunakan dalam peperangan karena daya rusaknya yang tergolong biadab.
(Baca juga: Siapa Bilang Anak Bangsa Tidak Bisa Menciptakan Bom dan Rudal Mematikan yang Berpotensi Dilirik Dunia?)
Pasalnya ketika dijatuhkan dari pesawat bom tandan yang oleh militer AS dalam Perang Vietnam dinamai BLU-24 C/B itu, sebelum menyentuh tanah memecah diri dalam bentuk bom-bom kecil, baru meledak.
Bom tandan ini memang bisa dijeniskan sebagai bom pembawa bom karena berbentuk tabung dispenser dan di dalamnya berisi ratusan butir bom berbentuk bulat.
Ketika dijatuhkan dan pada ketinggian tertentu memecah diri menjadi ratusan butir bom, area yang dihancurkan demikian luas dan tidak terkendali.
Akibatnya tidah hanya sasaran militer yang hancur tapi juga para penduduk sipil yang sebenarnya tidak menginginkan peperangan.
Butiran-butiran bom yang terlontar dari dispenser cluster bomb bentuknya bulat seperti bola bisbol dan warnanya menarik.
(Baca juga: Ada Bom Perang Dunia II, Puluhan Ribu Warga Jerman Harus Mengungsi di Hari Natal)
Kadang ada butiran bom yang tidak meledak saat jatuh di tanah dan kerap diambil oleh anak-anak karena dikira mainan.
Tapi sewaktu digunakan sebagai barang mainan ternyata “bola bisbol” itu meledak.
Konvesi Jenewa pun kemudian melarang penggunaan cluster bomb yang demikiaan berbahaya bagi penduduk sipil itu.
Jenis cluster bomb yang pernah dibuat oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU ( Dislitbangau) pun seperti itu.
Secara fisik berupa dispenser (dropped dispenser) berisi beragam peledak dalam jumlah besar.
Dispenser itu dilengkapi sirip pada ekornya yang berfungsi mengendalikan arah bom menuju sasaran.
Secara teknis, dropped dispenser memiliki sumbu ledak baik jenis yang bekerja secara mekanis maupun otomatis.
Dalam sistem kerjanya, sumbu ledak itu yang akan menentukan kapan atau pada ketinggian berapa meter daritarget, dispenser akan melontarkan isian butiran-butiran bomnya (bomblet).
Cluster bomb yang dibuat oleh Dislitbangau memang masih berupa prototipe dan belum pernah diuji coba karena merupakan proyek rahasia.
Namun karena Indonesia termasuk negara yang menghindari penggunaan cluster bomb, bom biadab itu akhirnya disimpan di ruangan khusus Dislitbangau dan bisa dilihat oleh masyarakat umum.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa dari sisi teknologi militer Indonesia sebenarnya bisa menciptakan bom maut itu.
Dalam “kondisi terpaksa” militer Indonesia pun bisa menggunakannya untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.