Sakit yang Tak Sembuh-sembuh, Bisa Jadi karena Santet

Moh Habib Asyhad

Editor

Fenomena Santet (2): Dari Kekuatan Pikiran Sampai Bantuan Makhluk Halus
Fenomena Santet (2): Dari Kekuatan Pikiran Sampai Bantuan Makhluk Halus

Intisari-Online.com – Yang jelas, para penyembuh tak menyerah begitu saja pada kekuatan jahat.

Romo Lukman punya netralisator. Alat yang terbuat dari tembaga ini berukuran panjang 7 cm, tebal 2 cm, berwujud kumparan dengan berbagai bentuk, dan memiliki daya elektrostatiska untuk menyerap dan menetralkan energi yang berlebihan.

(Baca juga:Santet Selalu Ada, Ia Dicaci Juga Banyak Dicari)

Di mata ahli elektronika, bentuk-bentuk alat netralisator itu masuk akal. "Ini bisa berfungsi sebagai stabilisator yang mengeluarkan induksi elektrostatis untuk menetralkan," ujar ahli itu seperti diceritakan Romo Lukman.

"Dari pengalaman saya, rumah yang sudah dipasangi alat ini sulit untuk mendapatkan gangguan. Kalaupun ada unsur santet yang masuk, dalam tiga hari akan hilang," papar rohaniawan yang bertugas di Purworejo ini.

Baginya tidak ada tendensi apa pun di balik pembuatan alat-alat netralisator ini. Alat ini bekerja secara positif dengan cara menyerap dan menetralkan gelombang-gelombang magnetis yang merugikan bagi penghuni rumah.

Siapa pun yang mau, rumahnya bisa dipasangi alat netralisator ini. Hanya saja, untuk menentukan tempat pemasangan yang tepat hanya Romo Lukman dan murid-muridnya saja yang tahu.

"Soalnya, kalau-penempatannya tidak tepat, fungsinya malah jadi terbalik," katanya.

(Baca juga:Isu Dukun Santet Kembali Memakan Korban, Kali Ini Menimpa Seorang Nelayan di Madura)

Untuk pemasangan ini yang bersangkutan harus datang dengan membawa denah rumah. Dari denah yang merupakan proyeksi rumah sebenarnya ini, lalu dilakukan deteksi telepatis. "Cara ini bisa lebih cepat dan teliti," tandasnya.

Meski tak tertutup kemungkinandalam pendeteksianitu ditemukan gelombang-gelombang aneh. Kalau ini yang terjadi, pria yang sudah berpengalaman selama 30 tahun sebagai penyembuh itu akan mengorek keterangan lebih dalam dari pemilik rumah.

Misalnya, soal kondisi sekitar rumah. Bahkan, jika diperlukan rumah yang bersangkutan bisa didatangi.

Netralisator karya Romo Lukman bisa juga dipakai untuk "menjinakkan" rumah "angker". Pengalaman ini dikisahkan oleh salah seorang pasiennya.

Kepada Romo Lukman pasien ini mengaku, meski suaminya sedang bekerja di kantor, sering kali ia merasakan keberadaan suaminya di rumah. Sekelebat bayangan suaminya masih berada di rumah.

"Orang Jawa bilang rumah itu angker. Tapi kami melihatnya ada radiasi," kata Romo Lukman.

Radiasi itu tak hanya bisa memunculkan bayang-bayang, tetapi juga bisa membuat orang sakit-sakitan, dan suka marah karena rumah itu "panas".

Setelah dipasang alat netralisator, bayang-bayang suaminya itu ternyata tak ada lagi.

Dalam skala yang lebih luas, netralisator Romo Lukman bisa diaplikasikan di sektor pertanian maupun peternakan untuk membantu peningkatan volume hasil panen atau produktivitas ternak.

Ini pernah diujicobakan pada dua bidang lahan tanah yang sama luasnya dan sama-sama ditanami dengan rumput gajah. Perbedaannya, satu bidang diberi netralisator, sementara bidang lainnya tidak.

(Baca juga:Jupe Meninggal Dunia: Ini Ciri Ciri Pria Penyebar Virus HPV, Penyebab Kanker Serviks)

Usai panen, produksi rumput pada bidang tanah yang diberi netralisator 2 kuintal lebih banyak, dibandingkan dengan panen dari lahan yang tidak diberi netralisator.

Untuk menetralisasi gelombang elektrostatis di dalam mobil akibat gesekan udara dan gesekan mesin pun bisa dipakai netralisator khusus yang dipasang di bawah spion kabin sekaligus sebagai hiasan.

"Kalau bus penumpang pakai ini, bisa untuk mengurangi jumlah penumpang yang mabuk atau muntah," paparnya.

Kini, ia telah menghasilkan puluhan tipe netralisator. Dalam perkembangannya, netralisator itu terus mengalami penyempumaan guna meningkatkan tingkat kepekaannya.

Dengan alat terbaru misalnya, hanya dibutuhkan satu netralisator, sementara dengan alat yang lama diperlukan dua atau tiga.

Astra merupakan nama netralisator paling gres. Kalau hanya berpegang pada nama, orang bisa bingung ketika harus mengaitkan nama itu dengan maksud atau kemampuan tertentu.

Soalnya, bagi Romo Lukman, nama hampir tak ada artinya kecuali hanya untuk membedakan satu dengan lainnya.

"Waktu itu sebuah (perusahaan otomotif multinasional) sedang jadi bahan berita, ya, terus saya kasih nama Astra. Sementara nama Gipsy, tercipta saat saya sedang sakit dan digips," kata Romo Lukman yang mulai menciptakan alat itu sejak tahun 1976.

Dengan maksud membantu mereka yang membutuhkan, alat ini dijual dengan harga relatif murah antara Rp 7.500,- - Rp 15.000,-.

Lain Lukman lain lagi Ibu Nyoman, seorang pengusada prana lain. Ia menggunakan cermin untuk mengusir santet. Cermin itu terbuat dari kaca yang dipotong-potong, kemudian ditempelkan pada bidang silinder.

Bentuk akhir menjadi semacam cermin hias berbentuk silinder. Cermin ini bisa digantung di depan rumah. Seperti halnya sifat dasarnya, cermin akan memantulkan segala sesuatu, termasuk kekuatan jahat yang ditujukan ke dalam rumah.

(Baca juga:Surga Paul Walker di Bumi adalah Rumahnya yang Ada di Indonesia)

"Kekuatan penolakan terhadap santet bisa pula dilakukan dengan 'mengisi' cermin itu dengan kekuatan prana," katanya.

Sementara itu, Ny. Iin punya cara lain dalam menghalau kekuatan jahat, yakni dengan memasukkan "sesuatu" ke dalam botol, disumbat lilin, lalu ditanam di depan rumah.

Kadang ia menggunakan telur yang "diisi". "Selama barang itu belum rusak, maka masih bisa digunakan," tandas Iin.

Sedang Putra Wirawan yang sehari-hari rata-rata menerima 10 pasien korban santet, memberikan pencegahan santet dengan cara membukakan kekuatan inti seseorang tersebut (cakra).

Setelah dibuka, orang yang bersangkutan akan memiliki kekuatan untuk melindungi dirinya.

Bahkan, terhadap kekuatan lain. Misalnya, serangan tenaga dalam, pukulan langsung, maupun usaha pencopetan bisa gagal lantaran terbukanya “cakra” ini.

"Pokoknya serangan fisik dan nonfisik," jelas Putra. Kadang ada juga orang yang datang agar cincinnya diisi lantaran mau merantau atau pergi jauh. Dalam kasus ini Putra Wirawan biasanya mau membantu.

Sakit tak sembuh-sembuh

Santet umumnya memang masuk ke tubuh seseorang dengan tiba-tiba. Tandanya, rasa sakit yang tidak sembuh-sembuh, sementara diagnosis dokter tak pernah bisa menemukan penyebab yang jelas.

Jika itu yang terjadi, Iin biasanya menggunakan sarana berupa kelapa hijau muda, telur adem (telur yang tidak jadi), dan daun padmanaba.

Sarana ini ditanam di halaman rumah bersangkutan. Cuma tempat penanaman yang tepat sangat tergantung pada perasaan hati. Soalnya, santet bisa masuk lewat pintu, jendela, atau pintu gerbang.

Selama masa penanaman itu biasanya kadar sakit orang yang terkena santet itu berkurang. Sampai akhirnya sembuh ketika sarana itu dibongkar kembali.

Lain lagi dengan apa yang dilakukan oleh Putra Wirawan yang mengaku mengeluarkan "buah" santet dengan bermacam-macam cara.

la percaya santet yang tak ubahnya kekuatan magnet (bio magnetik) bisa dicabut, asal pencabutnya mempunyai daya magnet yang lebih kuat.

Mula-mula ia menawarkan diri untuk mencabutnya. Ini dilakukan bila menurut hasil deteksi, seseorang positif terkena santet atau sudah berobat ke mana-mana tetapi tidak sembuh, sementara banyak orang mengatakan ia terkena santet.

Kalau langkah itu tidak berhasil, ia akan meningkatkan kekuatannya lagi. Caranya, secara imajinatif mengeluarkan api dari cakra tangannya untuk membakar.

Jika masih gagal, si pasien dibawa ke lapangan dan dipukul bertubi-tubi. Sampai tahap ini ada yang berhasil, di mana "makhluk" santet itu minta ampun kemudian pergi.

(Baca juga:Jupe Meninggal Dunia: Cegah Kanker Serviks dengan Makanan-makanan Ini)

Tapi terkadang dengan cara itu pun tidak mempan. Untuk kasus seperti ini dia akan berhadap-hadapan langsung.

"Umumnya dengan cara begitu santet itu langsung pergi," ujar Putra. Agar kekuatan jahat itu tidak masuk lagi, si korban diproteksi dengan cara diisi kekuatan.

Sementara Romo Lukman akan mencari tahu energi apa yang ada di orang itu. Misalnya dengan menganalisis tempat kerja, tempat tinggal, dan kendaraannya.

Sesudah itu, ia menetralkan dengan memberi sesuatu untuk diminum. Maksudnya, untuk mengimbangi energi negatif. Sering kali bahan penetral itu sulit didapat lantaran bahan baku penetral memang tidak paten.

Jika penggempuran dari dalam dianggap cukup, proses berikutnya adalah menetralisasi dari luar. Misalnya, mandi dengan air yang di dalamnya diberi ikan emas seperti cerita di atas.

Jadi, kalau tiba-tiba Anda didera penyakit aneh yang sulit didiagnosis dokter, barangkali perlu waspada. Jangan-jangan Anda terkena santet! (G. Sujayanto/I Gede Agung Yudana)

(Pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 1998)

Artikel Terkait