Advertorial
Intisari-Online.com - Goa Kreo, wisata yang terletak di Gunungpati, Kota Semarang, ini menawarkan keindahan yang berbeda bagi pengunjungnya.
Berawal dari hutan yang dihuni ribuan kera, Goa Kreo berkembang menjadi salah satu wisatafavorit masyarakat Indonesia.
Dengan tiket yang cukup terjangkau, yakni Rp4.000, pengunjung bebas untuk menikmati wisata Goa Kreo dengan kera-kera jinak yang bebas berkeliaran sekaligus pemandangan Waduk Jatibarang yang mengelilinginya.
Menurut penuturan Mamit Sumitra,Kepala UPTD Kreo dan Agro Wisata, Goa Kreo awalnya dikelola oleh masyarakat sekitar desa Talun Kacang, Gunungpati, Semarang.
Baca Juga : Proses Evakuasi Korban Lion Air JT 610 Dibantu Denjaka TNI AL, Yuk Intip Kekuatan Pasukan Antiteror Ini
Namun, karena pemerintah kota melihat tempat tersebut berpotensi untuk dijadikan wisata, kemudian pengelolaan diambil alih oleh Pemerintah Kota Semarang mulai tahun 1998.
Pengunjung Goa Kreo menjadi semakin ramai ketika Waduk Jatibarang dibangun di sekitar Goa Kreo.
Menurut Mamit, di Goa Kreo kira-kira ada 300-an ekor kera panjang.
Kera tersebut terbagi menjadi tiga kelompok, yang masing-masing menghuni daerah-daerah disepanjang pohon pinggir waduk, di dekat gua, dan di seberang waduk.
Namun, ketika mencari makan, mereka akan menyeberang waduk untuk menuju tempat sekitar wisata.
Antara satu kelompok dengan kelompok lain juga tidak akur ketika bertemu.
Untuk makanan kera sendiri, Pemerintah Kota Semarang mengalokasikan anggaran khusus.
Baca Juga : Tolak Menyerah Meski Kakinya Patah, Pelari ini Merangkak untuk Selesaikan Perlombaan
Kera-kera tersebut diberi makan minimal sekali dalam satu hari.
Terkecuali hari Minggu, ketika banyak pengunjung yang datang, maka kera-kera tersebut mendapatkan makanan lebih dari pengunjung.
Mamit menyebutkan bahwa kera di Goa Kreo sudah jinak, sehingga tidak akan menyerang pengunjung, dengan satu catatan, jangan pernah mengintimidasi kera!
Baca Juga : 5 Tips Mengatasi Rasa Takut Naik Pesawat, Patahkan Ketakutan Anda!
Hal tersebut dikarenakan kera tahu jika dirinya sedang diintimidasi.
Kera-kera tersebut hanya suka merebut makanan atau minuman yang dibawa oleh pengunjung di sana.
Penjalanan menuju gua dilalui dengan melalui tangga yang lumayan panjang dan jembatan penyeberangan.
Namun, tak perlu takut kelelahan karena perjalanan tak akan terasa ketika pandangan mata disuguhkan dengan pemandangan waduk Jatibarang yang indah.
Sampai di gua, pengunjung pun diizinkan untuk masuk, jika memiliki keberanian yang cukup karena gua tersebut cukup kecil dan tentunya gelap.
Di sana ada dua gua, yakni Goa Landak dan Goa Kreo.
Selain menyediakan wisata, Goa Kreo juga biasanya digunakan untuk ritual atau acara khusus.
Seperti pada bulan Syawal, ada ritual sesaji Rewanda yang merupakan bagian dari kearifan lokal warga sekitar.
Ritual itu diadakan sebagai bentuk rasa syukur warga sekitar karena diberikan tempat tersebut dengan kera sebagai penghuninya.
Dalam ritual tersebut, akan ada arak-arakan yang digelar dengan membawa dua macam gunungan sesaji atau makanan.
Satu gunungan digunakan untuk memberi makan kera, sedang gunungan yang lain untuk warga sekitar dan para pengunjung.
Ritual tersebut juga akhirnya dikelola oleh Dinas Pariwisata Kota Semarang yang dimaksudkan untuk menarik lebih banyak pengunjung.
Selain itu, acara komunitas pun bisa diadakan di kawasan wisata Goa Kreo.
Persyaratannya pun cukup mudah, hanya izin lisan pada pengelola dan membayar tiket masuk.
Baca Juga : 5 Menu Pilihan Sarapan yang Tidak Bikin Gemuk, Diet Tetap Enak dan Bisa Segera Dicoba!