Advertorial

AS Ingin Keluar dari Perjanjian Nuklir, Pakar: Perang Nuklir Kini Hanya Tergantung 'Jari' Donald Trump

Tatik Ariyani
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Ahli mengatakan keputusan Donald Trump untuk menarik AS keluar dari perjanjian INF telah mengancam keamanan dunia karena bisa memicu perang nuklir.
Ahli mengatakan keputusan Donald Trump untuk menarik AS keluar dari perjanjian INF telah mengancam keamanan dunia karena bisa memicu perang nuklir.

Intisari-Online.com - Ahli kebijakan luar negeri yang berbasis di AS mengatakan keputusan Donald Trump untuk menarik AS keluar dari perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty(INF) telah mengancam keamanan dunia karena bisa memicu perang nuklir.

PaktaINF ditandatangani oleh pemimpin terdahulu Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev pada tahun 1987.

MarkFitzpatrick, direktur eksekutif cabang Amerika dari ISS mengatakan keputusan itu penuh risiko.

Dia mengatakan bahwa tidak ada mekanisme untuk menegosiasikan perjanjian baru.

Baca Juga : Tak Gentar Ancaman Trump, Putin Siapkan Nuklir yang Bisa Ratakan Amerika

Para pihak harus memulai dari awal dan jika mereka melakukannya, kali ini mereka pasti perlu memasukkan China, yang sebenarnya tidak menunjukkan minatnya.

Trump sering berbicara mengenai senjata nuklir, namunFitzpatrick tidak berpikir bahwa hal itu menandakan adanya niatan nyata untuk menggunakan senjata nulir.

Namun, ketidaktertarikan Trump pada pakta dan pengambilan keputusannya yang didasarkan pada ego membuat orang khawatir tentang 'jarinya' yang bisa memicu perang nuklir.

Baca Juga : Pelajar di Bekasi Ini Tewas Usai Pesta Miras Racikannya Sendiri, Belajar Bikinnya dari YouTube

Fitzpatrick mengatakan bahwa perjanjian INF sangat penting.

Hal itu dikarenakan perjanjian tersebut bisa menghentikan perlombaan senjata rudal di Eropa dan memusnahkan beberapa kelas rudal termasuk rudal dengan jarak 500 km dan 5.500 km.

Fitzpatrick menambahkan bahwa Rusia mungkin saja melanggar INF dengan pengembangan rudal jelajah nuklir yang melampaui batas-batas yang ditetapkan dalam INF.

Namun, hal tersebut seharusnya tidak menjadi alasan utama Trump untu menarik diri dari perjanjian.

Baca Juga : Tak Hanya FX Ong, Pegulat Kenamaan Ini Juga Habisi Nyawa Sekeluarga

Alasannya adalah karena INF tidak membatasi perkembangan rudal China.

Fitzpatrick menambahkan jika AS bersikukuh dengan rencana untuk menarik diri dari perjanjian, itu akan memberikan kekuasaan penuh kepada Rusia untuk menyebarkan lebih banyak rudal nuklir yang ditujuan ke Eropa.

Hal itu tentu saja membuat keamanan dunia jadi terancam.

Fitzpatrick juga memperingatkan kemungkinan Perang Dingin baru dengan China mungkin saja terjadi.

Baca Juga : Kenali Gejala Asam Urat Berikut Cara Mengobatinya, Simpel Kok!

Hal ini karena dua kapal perang AS berlayar melalui selat sempit yang memisahkan daratan dari pulau Taiwan yang disengketakan.

Dia menjelaskan bahwa hubungan AS-China tidak harmonis, mengingat tarif tinggi yang diberlakukan AS dan keduanya saling bersitegang di lautan.

Sebenarnya berlebihan untuk menyebut hal tersebut sebagai perang dingin, meskipun hubungan keduanya sedang menuju ke arah itu.

Trump telah mengarah pada penggunaan senjata nuklir pada sejumlah kesempatan sejak dirinya menjadi presiden pada 2016.

Pada hari Senin (22/10), dia mengatakan AS akan membangun persenjataan nuklirnya agar orang-orang sadar.

Sementara Putindalam sebuah kesempatan di Sochibersumpah untuk menghancurkan siapa saja yang menggunakan nuklir di Rusia terlebih dahulu.

Putin mengatakan bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklirnya, kecuali Rusia berada dalam situasi di mana mereka diserang dengan senjata tersebut.

Jika serangan itu terjadi, Putin memastikan penyerang tidak akan lolos dari pembalasan Rusia.

Bahkan, penyerang tidak akan memiliki kesempatan untuk bertahan.

Baca Juga : Makanan Mentah 'Menjijikkan' Ini Malah Jadi Favorit, Bahayakah Bagi Kesehatan?

Artikel Terkait