Advertorial
Intisari-Online.com -Tim investigasi Turki menuding Kerajaan Arab Saudi mengirim pasukan khusus untuk membunuh jurnalis Jamal Khashoggi.
Pasukan pembunuh itu sempat disebut Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dengan julukan Tim 15.
Erdogan pun menjelaskan sejumlah tugas yang dilakoni pasukan tersebut.
Mulai dari menghapus data di kamera CCTV, sampai berdandan sedemikian rupa sehingga menyerupai penampilan Jamal Khashoggi.
Baca Juga : Demi Kelabui Penyelidikan, Jamal Khashoggi Sempat 'Dihidupkan Kembali' oleh para Pembunuhnya
Membuat duplikat Khashoggi ini dilakukan agar seolah-olah sang jurnalis yang kerap menulis perilaku negatif pejabat Kerajaan Saudi itu, meninggalkan Gedung Konsulat Saudi dengan selamat.
Meski demikian, Tim 15, atau kadang disebut Tiger Squad, yang sangat terlatih ini tetap saja melakukan blunder.
Ada secuil kesalahan sepele yang membuat operasi mereka, yang sudah disiapkan dengan begitu rapi, akhirnya ketahuan juga oleh tim invetigasi dari Turki.
Dilansir media Turki, Hurriyet Daily, kesalahan itu adalah sepatu yang dipakai oleh 'kembaran' Khashoggi.
Anggota Tim 15 yang diinstruksikan untuk meniru penampilan Khashoggi, rupanya lupa mengganti sepatunya.
Dia saat itu memakai sneakers atau sepatu kets, sementara Khashoggi, pada 2 Oktober 2018 atau di hari dia masuk ke Gedung Konsulat, memakai sepatu fantovel warna hitam.
Video CCTV di mana Khashoggi palsu keluar dari gedung konsulat ini dirilis pada 22 Oktober 2018.
Polisi Turki, setelah melihat video ini, langsung melihat perbedaan sepatu yang mencolok antara Khashoggi asli dan palsu.
"Tim pembunuh Khashoggi ini lupa satu hal. Khashoggi palsu bisa ketahuan karena sneakers yang dia pakai," ujar kolumnis Turki, Abdulkadir Selvi.
Sebelumnya diberitakan, tim investigasi Turki meyakini ada seorang agen rahasia Saudi yang diutus untuk menjadi kembaran Khashoggi.
Dia memakai kacamata, pakaian, bahkan jambang palsu agar menyerupai Khashoggi.
Baca Juga : 'Pesan Kematian' Jamal Khashoggi Dikirim Melalui Aplikasi Skype
Tim 15 Sang Eksekutor
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjelaskan kronologi kasus tewasnya Jamal Khashoggi itu dalam pidatonya di pertemuan Partai AKP yang dipimpinnya, Selasa (23/10/2018).
Dalam penjelasan itu, Erdogan juga merinci tugas para anggota Tim 15 yang diutus membunuh Khashoggi.
Dikutip dari media Turki, Hurriyet Daily, berikut kronologi tewasnya Khashoggi versi Erdogan :
1. Tanggal 1 Oktober 2018, sebuah tim beranggotakan 3 orang Saudi mendarat di Istanbul lalu menuju Gedung Konsulat Saudi.
2. Tanggal 2 Oktober 2018, tim lain datang, beranggotakan 15 orang. Tim ini mencopot hard disk kamera CCTV di gedung tersebut.
3. Pada tanggal itu juga, Khashoggi datang untuk mengurus dokumen pernikahan. Ia tak pernah lagi terlihat setelahnya.
4. Polisi Turki memeriksa CCTV, hasilnya tak ada rekaman yang menunjukkan Khashoggi pergi meninggalkan gedung.
5. Polisi Turki menemukan fakta, tim 15 terdiri dari agen rahasia terlatih dan pakar forensik.
6. Satu di antara tim itu berpenampilan mirip Khashoggi, dengan memakai pakaian, kacamata, yang mirip Khashoggi. Bahkan ia memakai jambang palsu.
7. Tim ini kemudian pergi meninggalkan Turki.
8. Tanggal 4 Oktober 2018, Kerajaan Arab Saudi membantah telah terjadi pembunuhan di dalam Gedung Konsulat. Pihak Konsulat sempat mengundang wartawan Reuters untuk menyampaikan bantahan mereka.
9. Tanggal 14 Oktober, Saya (Erdogan) bicara dengan Raja Salman dan kami membentuk tim investigasi khusus.
10. Setelah kesepakatan ini, Turki baru boleh masuk ke dalam TKP dan rumah pimpinan Konsulat.
11. Tujuh belas setelah hilangnya Khashoggi, Arab Saudi mengubah pendirian, dan mengakui bahwa Khashoggi terbunuh di dalam Gedung Konsulat.
12. Erdogan kembali menelepon Raja Salman, dan jawabannya, 18 warga Saudi, termasuk mereka yang ada dalam Tim 15, sudah ditahan di Saudi.
Baca Juga : Video Ini Ungkap Petugas Konsulat Arab Saudi Buru-buru Bakar Barang Bukti Usai Habisi Jamal Khashoggi
Tuntut Pengadilan
Recep Tayyip Erdogan tak puas dengan jawaban tersebut.
Ia menuntut, agar semua pelaku pembunuhan Saudi, diadili di Turki.
"Kami menegaskan bahwa kami tak bakal diam dan melakukan segala tindakan untuk menegakkan keadilan," ujar presiden berumur 64 tahun tersebut.
Dia melanjutkan konsulat berada di wilayah Turki sehingga Konvensi Jenewa sekalipun tak bakal memberikan kekebalan diplomatik bagi pelakunya.
Kasus Khashoggi mencuat menyita perhatian banyak negara besar.
Inggris, Perancis, dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama berisi desakan agar Saudi memberi klarifikasi.
Sedangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku penjelasan yang diberikan Riyadh masih belum memuaskannya.
(Aji Bramasta)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Penyebab Terbongkarnya Pembunuhan Jamal Khashoggi : Sepele, Agen Rahasia Saudi Lupa Ganti Sepatu".