Advertorial
Intisari-Online.com – Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan permohonan pembatalan homologasi dari PT Bank ICBC Indonesia terhadap PT Sariwangi Agricultural Estate Agency, dan PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung.
Kini, dua perusahaan perkebunan teh ini resmi menyandang status pailit.
Dilansir dari kompas.com pada Rabu (17/10/2018), Ketua Majelis Hakim Abdul Kohar menyatakan bahwa Sariwangi dan Indorub telah terbukti lalai menjalankan kewajibannya sesuai rencana perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terdahulu.
Terlebih sepanjang persidangan, Sariwangi tak pernah datang. Selama persidangan, hanya pihak Indorub yang hadir.
Baca Juga : Selain Sariwangi, 3 Perusahaan Legendaris Indonesia Ini Juga Dinyatakan Pailit, Padahal Penuh Kenangan
Sehingga, tanpa jawaban atas permohonan, Majelis Hakim menilai permohonan ICBC benar belaka.
Dalam sidang juga dikatakan bahwa Sariwangi memiliki utang sekitar Rp1 triliun.
Padahal seperti yang kita tahu Sariwangi merupakan pelopor teh celup di Indonesia. Mereka sudah berdiri sejak tahun 1962.
Tetapi terkadang kebangkrutan tak hanya mengenal berapa lama sebuah perusahaan berdiri atau seberapa popular perusahaan tersebut.
Selain Sariwangi, berikut beberapa perusahaan global yang juga mengalami pailit.
Kodak
Sebelum ada beberapa jenis kamera seperti Canon hingga Samsung, Kodak adalah yang terfavorit. Apalagi perusahaan fotografi ini sudah berdiri sejak akhir 1800-an.
Namun nampaknya era fotografi digital mengalami inovasi.
Puncaknya pada tahun 2012 di mana perusahaan besar ini dinyatakan pailit.
Dikabarkan Kodak memiliki utang senilah 6,75 miliar US Dollar.
Nokia
Bukan Apple apalagi Samsung, tapi perusahaan ponsel yang berhasil mencetak rekor dengan penjualan ponsel terlaris sepanjang masa adalah Nokia.
Sejak awal tahun 1990 hingga 2000-an, Nokia merajai dunia ponsel.
Nyaris lebih dari 1 juta ponsel terjual setiap tahunnya dari berbagai jenis seri.
Nokia mampu memproduksi ponsel yang bisa digunakan di seluruh dunia, seperti GSM, CDMA, dan lain sebagainya.
Namun pada awal tahun 2006-an, ponsel ‘sejuta umat’ ini tertinggal jauh dari ponsel lainnya yang disebut ‘smartphone’.
Nokia tidak dapat mengantisipasi kehebatan smartphone dan membuat harga saham mereka jatuh.
Ketika sedang berada di ambang kebangkrutan, Nokia menjual brand miliknya ke Microsoft pada April 2014.
MGM
Jika Anda penggemar film produksi Amerika, sebelum film diputar, pernahkah Anda melihat ikon singa yang mengaum?
Jika iya, maka desain ikonik tersebut merupakan milik MGM (Metro Goldwyn Mayer).
MGM adalah sebuah studio film terbesar di Hollywood. Di masa jayanya, MGM menghasilnya berbagai film terbesar di dunia hiburan.
Namun suatu hari, penjualan DVD menurun. Lalu MGM dilaporkan memiliki utang sekitar 3,7 miliar US Dollar.
Perusahaan film yang pernah menjadi nomor 1 di dunia ini pun akhirnya menjual seluruh asetnya.