Intisari-Online.com – Kabar miring dugaan melakukan affair dengan pebulutangkis ganda putri Jepang Yuki Fukushima sepertinya tak membuat performa Kento Momota menurun.
Pebulutangkis peringkat 1 dunia ini baru saja mencatatkan kemenangan di Denmark Open 2018.
Ia berhasil mengalahkan pebulutangkis Indonesia Anthony Sinisuka Ginting pada Rabu (17/10) kemarin.
Meski turnamen baru saja dimulai, keduanya sudah dipertemukan di babak pertama.
Baca Juga : Sisi Kelam Pebulutangkis No. 1 Dunia, Kento Momota, Salah Satunya Kepergok Tidur Bersama Yuki Fukushima
Pertemuan terakhir keduanya di China Open 2018 meninggalkan kesan mendalam untuk penggemar bulutangkis.
Ginting berhasil kalahkan Momota di babak final dalam 2 set langsung, 21-23, 19-21.
Meski tak disiarkan langsung, tapi pertandingan keduanya bisa disaksikan melalui live streaming.
Laga Ginting dan Momota ini bahkan sampai jadi trending di Twitter dengan kata kunci #MomoGi.
Pertandingan #MomoGi berlangsung ketat sejak awal.
Ginting yang kalah di set pertama berhasil membalik keadaan di babak kedua, melansir akun komentator resmi #BadmintonTalk.
Bahkan terjadi deuce hingga akhirnya Ginting menang 23-21.
walaupun Ginting kalah, tapi 2 poin akhir di set ke 2 ini keren bgt #DenmarkOpenSuper750 pic.twitter.com/HNyiP8gdPv
— Sylvia (@IPARASKEVI) 16 Oktober 2018
Sayangnya, Momota bangkit di game ketiga dan membuat jarak skor dari Ginting cukup jauh 15-20.
Tunggal putra ranking 1 dunia ini akhirnya bisa membalaskan kekalahannya di China Open 2018 dan menang 15-21.
Baca Juga : Warga Korsel: 'YouTube Down Tidak Masalah, Sebab Kami Lebih Suka Gunakan Naver TV'
Di balik kemenangan Momota, ada kejadian unik yang tersorot kamera.
Saat berhasil meraih poin 21 di game ketiga, Momota tampak merayakan keberhasilannya kalahkan Ginting.
Ketika keduanya bersalaman dan berpelukan di depan net, ekspresi Momota juga tak biasa.
Atlet 24 tahun itu tampak tersenyum lepas dan bahagia.
Begitu pula dengan Ginting yang juga tersenyum meski harus kalah.
[Re-Upload] Momen kemenangan Kento Momota lawan Anthony Ginting ..
— Ree ???????? (@taeyongienoona) 16 Oktober 2018
.
Muka bahagia kento ngalahin Ginting dan walopun kalah ginting ngasih applause ke Kento ???????????? ????????????
.#DenmarkOpenSuper750 #MomoGi pic.twitter.com/KBRnJ1n7IP
Momen langka ini langsung mendapat reaksi dari para netizen.
Banyak dari mereka berpendapat bahwa pertandingan yang mereka suguhkan seperti laga final.
@durotulntky: "Mereka yg saling senyum, gua yg baper."
@dinabonisme: "Final yg terlalu dini pada dini hari huhuhuhu."
@eveyevi: "Senyumnya Momota bahagia bgt berasa menang di final, R1 rasa final sih ini emg."
Only in #MomoGi you will see two players smiling with pride in Round of 32 #DenmarkOpenSuper750 pic.twitter.com/aZ3Sqo9Y2a
— Badminton Talk (@BadmintonTalk) 16 Oktober 2018
Baca Juga : Jebakan Rentenir Online: Kenali Ciri dan Cara Kerja Mereka Agar Tak Tercekik Bunganya
Sosok Ginting dan Momota semakin jadi sorotan sejak pertemuannya di Asian Games 2018.
Ginting berhasil mengalahkan Momota untuk pertama kalinya 2 set langsung.
Kemenangan serupa kemudian berulang di final China Open 2018.
Ginting dan Momota disebut sebagai tunggal putra dunia yang kini sedang berada di puncak performa.
Bahkan Ginting menjadi lawan yang membuat Momota harus bertanding dengan durasi lama.
Melansir @BadmintonTalk, 3 durasi pertanding terlama Momota sejak dirinya comeback adalah saat melawan Ginting.
Di antaranya saat Malaysia Open 2018, Asian Games 2018 dan Denmark Open 2018.
3 - All three of Kento Momota's longest match since his comeback are against Anthony Sinisuka Ginting (87 minutes - #DenmarkOpenSuper750 ; 84 minutes - #AsianGames2018 Team Event; 82 minutes - #MalaysiaOpenSuper750 ). Tussle.
— Badminton Talk (@BadmintonTalk) 16 Oktober 2018
Luar biasa!
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Viral Perlakuan Kento Momota setelah Kalahkan Anthony Ginting di Denmark Open 2018, Netizen Heboh.
Baca Juga : Ketegangan AS-China Terus Meningkat Seiring ‘Perang Dingin Gaya Baru’ yang Mereka Hembuskan
Source | : | Tribun Style |
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR