Advertorial
Intisari-Online.com - Kesuburan pria menurun setiap tahun di belahan bumi bagian Barat (khususnya Eropa dan Amerika).
Para ahli menyalahkan bahan kimia dan gaya hidup modern.
Sebuah penelitian terhadap 124.000 pria yang mengunjungi klinik kesuburan di Eropa dan AS, menemukan bahwa kualitas sperma berkurang hampir 2% per tahun.
Penelitian terpisah yang berfokus pada 2.600 donor sperma (pria dengan kesuburan di atas normal/tertinggi) menunjukkan pola yang sama.
Sementara kebanyakan pria masih bisa menjadi ayah dari seorang anak, para ilmuwan mengatakan populasi manusia bisa menghadapi kepunahan jika penurunan ini terus berlanjut.
Baca Juga : Ingin Lekas Punya Keturunan? Maksimalkan Jumlah Sperma dengan 5 Cara Mudah Ini
Ini mengikuti sebuah studi penting tahun lalu yang menunjukkan penurunan 59% dalam jumlah sperma di Barat dari 1973 hingga 2011.
Pestisida, zat kimia yang mengganggu hormon, stres, merokok, dan kegemukan dilihat sebagai penyebab penurunan sperma.
Selain itu juga karena terlalu banyak alkohol, kafein dan daging olahan.
Bahan-bahan kimia juga berpengaruh, seperti yang digunakan untuk membuat plastik atau furnitur - yang dapat masuk ke rantai makanan melalui tanaman atau hewan.
Baca Juga : Ini 5 Tips Meningkatkan Kualitas Sperma dengan Pola Hidup Sehat, Jitu!
Para ahli juga menyalahkan peningkatan kanker testis.
Para ilmuwan di Valencia, Spanyol, dan New Jersey, AS, melakukan penelitian berskala besar pertama tentang sperma "berenang", yang dikenal sebagai jumlah sperma motil total.
Pria dibagi menjadi tiga kelompok dengan jumlah rendah, sedang dan tinggi.
Kelompok AS - tinggi - mengalami penurunan sebesar 1,8% setiap tahun.
Temuan ini menyebabkan "alarm" pada pertemuan American Society for Reproductive Medicine di Denver, Colorado, minggu ini.
Baca Juga : Pria Harus Mengonsumsi Makanan Ini Agar Spermanya Banyak, Gesit, dan Kuat
Penulis Dr. James Hotaling mengatakan, "Ada potensi bagi lebih banyak pria bisa menjadi mandul dan itu mengkhawatirkan."
"Dibutuhkan dua orang untuk membuat anak."