Advertorial

Menyusuri Gua-gua Valkenburg yang Penuh dengan Lukisan Menakjubkan!

Adrie Saputra
K. Tatik Wardayati
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Gua Valkenburg di Belanda ini tempatnya tidak mengecewakan. Banyak yang bisa kita jumpai di kota mini tersebut.
Gua Valkenburg di Belanda ini tempatnya tidak mengecewakan. Banyak yang bisa kita jumpai di kota mini tersebut.

Intisari-Online.com – Mendengar kata gua, kita langsung teringat pada gua-gua alamiah di Han, Belgia atau di Amerika.

Gua-gua yang terkenal dengan stalagmit dan stalagtit yang terbentuk karena tetesan air kapur berabad-abad lamanya.

Dengan penerangan yang warna warni bentuknya menjadi lebih menakjubkan.

Namun bukan gua itulah yang kami maksudkan kali ini.

Baca Juga : Masih Ingat Dengan Pria Gua yang Berhasil Merayu Banyak Turis Cantik? Beginilah Foto-foto Kehidupannya

Letaknya juga tidak di Belgia atau Kanada, tetapi di "ekor" Negeri Belanda sebelah selatan.

Tulisan Irawati berikut ini Menyusuri Gua-gua Valkenburg yang Penuh Lukisan, yang dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 1975, menjelaskannya.

Mungkin bagi wisatawan Indonesia tempat ini kurang terkenal, karena letaknya agak jauh dari Amsterdam atau Den Haag.

Dan tidak banyak dipropagandakan seperti Keukenhof dengan bunga-bunga tulipnya yang tenar.

Baca Juga : 10 Perang Terlama dalam Sejarah, Salah Satunya Perang Aceh yang Bikin Belanda Frustasi

Bahkan saudara saya di Heerlen (sekitar 15 km dari Valkenburg) bertanya-tanya apa yang saya cari di Valkenburg. Padahal ia sudah beberapa tahun tinggal di situ.

Ternyata Valkenburg tidak mengecewakan.

Setasiunnya kecil seperti setasiun desa di Indonesia yang dilewati begitu saja oleh kereta api cepat.

Asal kaki masih agak kuat, kita juga tidak perlu naik kendaraan untuk menyusuri kota mini itu, yang penuh dengan losmen-losmen kecil dan toko-toko suvenir.

Letak kota ini memang strategis dekat perbatasan dengan Belgia dan Jerman.

Tak heran kalau banyak turis, termasuk orang Belanda sendiri yang menginap di situ dan mengikuti tour-tour satu hari keluar negeri.

Banyak tempat-tempat turis yang bisa kita jumpai di kota mini tersebut seperti tambang batu bara yang sudah tidak dikerjakan lagi, taman hiburan, museum ini atau itu, tetapi tujuan utama saya ialah melihat gua.

Baca Juga : Melihat Gua Jepang di Biak yang Sisa-sisa Tulang Tentara Jepang Masih Ada

Bekas laut

Limburg Selatan mula-mula tidak berbukit seperti sekarang, tetapi dataran tinggi.

Karena aliran air yang datang dari pegunungan-pegunungan yang letaknya lebih tinggi, terbentuk tumpukan batu-batu kecil yang kita jumpai di lapisan-lapisan atas bukit-bukit.

Kemudian sungai Maas dan sungai-sungai cabangnya dan sumber-sumber air kecil membentuk lembah-lembah yang membuat daerah tersebut sekarang menarik. Karena erosi itu sekarang di banyak tempat lapisan bawah tampak jelas.

Sebagian besar terdiri dari batu kapur.

Batu kapur ini terbentuk dari sisa-sisa binatang laut yang mati pada jaman daerah itu masih laut.

Karena hujan terus menerus sebagian besar sisa-sisa yang kecil sekali itu mengendap dan membentuk lapisan yang tebalnya tak kurang dari 100 meter.

Bisa dimengerti bahwa karena kekuatan laut dan bergesernya lapisan-lapisan itu banyak skelet kapur menjadi halus seperti tepung.

Dengan demikian terjadi banyak lapisan di mana sisa-sisa fosil tidak mudah dikenali lagi dan susunannya merata.

Baca Juga : 300 Tahun Menghilang, Gua Besar Ini Tak Sengaja Ditemukan, Bagaimana Bentuknya?

Karena perbedaan keadaan kadang-kadang ada lapisan yang lebih kasar.

Karena laut makin dangkal dan perubahan keadaan tanah di bawahnya, dan permukaan laut makin turun, laut akhirnya lenyap.

Tanah yang muncul itu kemudian masih ditumpangi lapisan-lapisan lain.

Batu-batuan itu karena lunak dan susunannya merata, mudah untuk dibuat bahan bangunan. Karena lapisan-lapisan atas tidak bisa dipakai sebagai bahan bangunan, maka lebih mudah untuk bekerja di bawah tanah.

Caranya dengan memotong balok demi balok.

Sudah pasti bahwa orang Rumawi yang terkenal sebagai ahli pembangunan, sudah mengenal batu-batu ini.

Rupanya setelah tiba didaerah ini mereka mulai menggali, terbentukhya terowongan-terowongan ini.

Sebuah batu yang menjulang keluar mungkin merupakan petunjuk pertama untuk menggunakan batu jenis ini untuk membangun rumah.

Namun apakah itu penduduk asli atau orang Rumawi yang pertama mengetahuinya, tidak diketahui dengan tepat.

Baca Juga : Jarang Diketahui, 5 Landmark Terkenal ini Punya Ruang Rahasia, Salah Satunya Gua Roh Jahat

Namun penulis Plinius dalam karyanya sudah menyebut batu-batuan lunak yang bisa dipotong dengan pisau.

Kalau melihat jalannya terowongan yang teratur, kita tidak bisa lain daripada mengagumi kemampuan orang Rumawi dalam bidang arsitektur.

Saya menyusuri gua jalan kaki, tetapi seorang teman naik kereta kecil tak beratap.

Gua bludru

Fluweelengrot kalau ditersudah runtuh. Ada dua terowongan "gua bludru".

Namun nama fluweel di sini tidak ada hubungannya dengan bludru.

Gua itu disebut demikian karena pemiliknya dulu namanya Fluwijn.

Gua ini bukan satu-satunya di Valkenburg.

Gua lain ialah Gemeentegrot yang juga mirip. Bahwa saya pertama ke Fluweelengrot ialah kebetulan saja.

Dari luar bentuknya sama sekali tidak menarik seperti setiap gua.

Baca Juga : Gelap, Berliku, dan Telah Menelan Banyak Korban: Inilah Penampakan Gua Bawah Air Paling Berbahaya di Dunia

Hanya lubang di dinding batu yang selalu tertutup rapat.

Bahwa pintu selalu tertutup ialah karena pengunjung tidak boleh masuk sendiri tanpa pramuwisata.

Tour-tour keliling dilakukan pada jam-jam tertentu.

Bukan peraturan yang berlebih-lebihan, karena tanpa bimbingan, orang akan tersesat.

Soalnya terowongan itu bukan satu yang memanjang seperti ril kereta api, tetapi sering bercabang dan mati, tanpa terusan.

Rupanya karena satu dan lain hal mereka tidak terus menerobos dan lebih suka membuka jalan baru.

Bahkan pintu masuknya ada beberapa.

Batu-batu yang digali dari bawah bukit Heunsberg mungkin digunakan untuk membangun puri Valkenburg yang sekarang tinggal puing-puingnya.

Letak puri yang dibangun tahun 1041 itu tepat di atas bukit.

Baca Juga : Alami Hal yang Lebih Parah, Para Penambang Chili ini Peringatkan Bocah yang Terjebak di Gua untuk Hat-hati Terhadap ini

Pemilik paling tua yang diketahui ialah Thibald van Fouron Valkenburg yang hidup sampai tahun 1106.

Rupanya demi pertahanan puri itu telah dibuat beberapa terowongan darurat.

Namun sayang terowongan-terowongan paling tua sudah runtuh.

Ada dua terowongan darurat yang hanya bisa dicapai melalui tangga-tangga panjang. Tetapi bagian yang bisa disusuri hanya pendek.

Selebihnya sudah runtuh.

Bekas tempat persembunyian bandit

Keliling terowongan itu empat puluh menit makan waktu.

Karcis masuknya bersama dengan melihat-lihat puing Valkenburg ialah 1,5 gulden tahun yang lalu (1 gulden sekitar Rp. 160).

Kesan pertama kalau orang masuk ialah dinginnya yang luar biasa (biarpun di atas matahari bersinar).

Berbeda dengan di gua stalagmit dan stalagtit yang semua buatan alam, di sini semua buatan manusia.

Bukan hanya ruangan-ruangan besar di bawah tanah, tetapi juga hiasan-hiasannya.

Baca Juga : Sebelum Diselamatkan, Tim Sepak Bola yang Terjebak di Gua Ternyata Dibius Dulu, Untuk Apa?

Salah satu ruangan yang menarik ialah hiasan dinding yang dibuat di ruang pertemuan "Bokkenrijders", pencoleng-pencoleng ganas yang beroperasi pada bagian kedua abad ke 18.

Gang yang suka beraksi di waktu malam itu, semua terdiri dari kelana asing yang bercampur rakyat setempat.

Organisasi mereka baik sekali dan tidak segan-segan untuk melakukan kekejaman-kekejaman yang mengerikan.

Tak heran kalau rakyat yang percaya tahayul sangat ketakutan.

Dan setelah beroperasi mereka menghilang dalam gua bebas dari jangkauan yang berwajib.

Untuk memperingati bandit-bandit itu dibuat lukisan yang menggambarkan pesta pora gang tersebut.

Lukisan-lukisan lain yang dapat kita jumpai dalam gua itu dibuat oleh pelukis terkenal de Hartigh. Kebanyakan adegan sejarah dari daerah Valk.

Beberapa lukisan besar memperlihatkan jaman pertikaian tuan-tuan puri Valkenburg dengan kota Maastricht.

Misalnya Reginald memaku sarung tangannya di pintu gerbang Maastricht pertanda pernyataan perang.

Baca Juga : Jadi Orang Terakhir yang Keluar dari Gua saat Evakuasi 12 Remaja, 'Sang Pahlawan' Ini Malah dapat Kabar Duka

Dalam lukisan lain tampak Reginald dengan tentaranya masuk kota, selama dia sendiri bertempur melawan graaf dari Vendoom, yang memimpin orang-orang Brabant.

Kita juga bisa menjumpai potret dari Alex van Cleef, pengantin perempuan Waleram, yang bersama suaminya dibunuh oleh saudaranya Reginald.

Adegan lain ialah isteri Waleram waktu sudah meninggal. Semua mengingatkan drama ngeri yang terjadi di puri Valkenburg sekitar 1280.

Juga indah ialah lukisan yang menggambarkan Maria Stuart dalam penjara. Pelukis berhasil sekali menggambarkan penderitaan dan kesedihan.

Potret dari Paus Pius X dan XII juga ada.

Pada dinding ada beberapa nama dan tulisan yang asli tua. Misalnya Venlo 1613, Michel Mulder 1648, Jan Thiery 1619.

Di beberapa tempat pada langit-langit tampak "hiasan" hitam, yang ternyata akar dari pohon yang tumbuh di atas permukaan.

Baca Juga : Gua Tham Luang Nang Non Bukan Apa-apa! Inilah 7 Gua Terpanjang di Dunia, Capai Ratusan Kilometer

Kadal sungai Maas pindah ke Paris

Di sana sini raksasa prasejarah mengintip dari kegelapan.

Binatang-binatang itu rupanya dipahat oleh orang-orang yang membiarkan fantasinya mengkhayal, berdasarkan fosil raksasa prasejarah yang pernah hidup dalam laut ini.

Kebanyakan mendapat inspirasi dari buaya.

Salah satu penemuan paling terkenal abad ke 18 di gunung St. Pieter: kepala binatang yang disebut Mosasaurus atau kadal sungai Maas.

Sepasang rahang besar dengan gigi raksasa telah ditemukan dalam batu-batuan itu.

Karena ketenarannya ketika orang Perancis menduduki Maastricht tahun 1794 fosil itu dibawa dan kini masih berada dalam museum ilmu alam di Paris. Pada dinding Fluwelen Grot terpahat tiruannya.

Baca Juga : Berhasil Keluar Dengan Selamat, 12 Korban yang Terjebak di Gua Ini Diundang Nonton Langsung Final Piala Dunia 2018

Tak jauh dari situ kami melihat sumur tua dan tinggi di atas tampak sinar matahari. Baru saat itulah orang bisa menginsafi betapa dalam ia berada di bawah tanah.

Melalui lubang kecil yang mirip pintu kami tiba-tiba masuk ke gereja kecil.

Di sebelah kiri tercantum daftar 16 pastor Katolik yang jaman pendudukan Perancis menolak untuk menyatakan setia kepada pemerintah baru.

Dengan keberanian dan kesabaran dan luar biasa pastor-pastor itu telah melakukan tugasnya dan membagi suka duka dengan rakyat.

Altar dengan salib sederhana dan diapit kiri kanan oleh malaikat yang sedang berdoa. Kursi khotbah tidak ketinggalan.

Tak jauh dari situ juga dipahat kursi pengakuan dosa dengan jendela trail primitip.

Baca Juga : Selama Terjebak di Dalam Gua, Inilah 4 Anggota Angkatan Laut Thailand SEAL yang Menemani Korban, Terima Kasih!

Ditempat baptis ada tulisan yang berbunyi sbb: Antara tahun 1791 dan 1801 ada tiga anak yang dibaptis di sini: Helena Haasse, Katharina Ramakers dan Helena Rosier.

Pastor pertama yang mempersembahkan nissa di situ ialah pastor Servaas Widdershoven. Potretnya dari arang masih bertengger di situ.

Ruang tinggal Pastor Widdershoven hanya terdiri dari meja batu dan di kedua sisinya bangku batu dengan salib.

Selain itu kosong melompong. Ruangan lain yang ditempati pastor ini terdiri dari ranjang dan tempat berdoa, dua-duanya dari batu.

Disitulah pastor itu bermukim antara tahun 1798 dan 1802. Bahwa ia tidak "beku" masih merupakan tanda tanya bagi saya.

Dalam gua itu juga masih ada kenang-kenangan lain dari jaman pendudukan Perancis.

Para petani dari daerah sekitarnya rupanya dulu juga mencari perlindungan dalam terowongan di bawah tanah itu.

Baca Juga : Puluhan Tahun Sering Susur Gua, Dokter Australia Ini pun Ikut Selamatkan Remaja Thailand

Sebuah bak makanan terpahat pada batu padas menunjukkan tempat di mana ternak ditempatkan. Gang lain rupanya digunakan untuk tempat tinggal para pengungsi dan pada dinding juga masih terbaca tulisan-tulisan orisinil yang dibuat pada jaman itu.

Perannya dalam perang dunia II

Selama perang dunia II Valkenburg juga banyak pengalamannya. Gua-gua tersebut merupakan tempat pelindungan yang bebas bom.

Menjelang akhir perang Valkenburg mengalami masa yang sulit. Sebagian besar penduduk mengungsi kedalam gua selama di luar kaum penduduk berusaha untuk mempertahankan diri terhadap tentara Amerika yang bergerak masuk.

Baca Juga : Berkaca pada Kejadian di Thailand, Bagaimana Terjebak dalam Gua Mempengaruhi Mental dan Kesehatan Kita?

Tentara Amerika tahu jalan masuk ke Fluweelengrot dan di situ mereka diberitahu jalan ke puing-puing puri Valkenburg.

Dari situlah mereka menembaki pos-pos musuh secara tidak terduga-duga.

Ketika Valkenburg sudah jatuh, orang Amerika memanfaatkan bagian depan Fluweelengrot sebagai rumah sakit di bawah tanah.

Dengan demikian gua ini juga mempunyai andil dalam perjuangan jaman modern.

Kunjungan yang lebih damai kemudian juga dilakukan oleh tentara Amerika yang diantarkan keliling terowongan sebagai tamu.

Banyak nama diantara mereka masih bisa anda jumpai pada dinding-dinding. Salah satu gangnya telah dirubah menjadi ruang siluet.

Hati terasa lega ketika keluar dan bisa menatap matahari lagi. Satu hal lalu terlintas salam pikiran saya. Semoga gua ini tak lagi perlu sebagai tempat mencari pelindungan. (I)

Baca Juga : Berapa Lama Manusia Dapat Bertahan Hidup saat Terperangkap dalam Gua Seperti yang Terjadi pada Bocah-bocah di Thailand?

Artikel Terkait