Dua penyebabnya ujar Sutopo, ditelusuri setelah BNPB melakukan koordinasi para ahli tsunami dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Baca Juga : Kondisi Terkini Pascagempa Donggala Sulteng: Jalanan Terbelah dan Rumah Hancur
Ia menerangkan, penyebab pertama karena ada longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200 sampai 300 meter.
Banyak sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Palu dan membawa sedimen lumpur. Lumpur itu diendapkan di dasar laut, namun belum terkonsolidasi dengan kuat. Karenanya, ketika diguncang gempa runtuh dan memicu Tsunami.
"Ketika diguncang genpa 7.4 SR akhirnya runtuh longsor dan membangkitkan tsunami makanya dari video kita bisa lihat ketika Tsunaminya pantai Talise, Tsunami awal akhirnya jernih tidak tinggi tapi kemudian datang dari laut bergelombang dan naiknya juga gelombangnya naik turun airnya kondisinya keruh. Berdasarkan analisis para ahli diperkirakan dipicu oleh longsoran dasar laut di Teluk Palu," kata dia.
Kemudian penyebab kedua adalah, terjadi gempa lokal yang terjadi di bagian luar Teluk Palu. Adapun tinggi Tsunami tidak sebesar akibat longsoran bawah laut.
Lebih lanjut, Sutopo menambahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan ahli tsunami untuk menganalisa lebih jauh terkait tsunami, yang terjadi tidak hanya karena gempa tetapi karena adanya longsor dasar laut.
83 personel TNI dan bantuan barang seberat 6.943 Kg dikirim ke Palu menggunakan pesawat Hercules. Barang yang diangkut:
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 29, 2018
1.Tenda Pleton = 3 Unit
2. Velbed = 83 Unit
3. Alat Operasi
4. Genset = 1 Unit pic.twitter.com/b0NOUwCwsy
Dalam akun Twitter-nya Sutopo juga memberikan informasi bahwa 83 personel TNI dan bantuan barang seberat 6.943 Kg dikirim ke Palu menggunakan pesawat Hercules.
Barang yang diangkut antara lain:
1. Tenda Pleton = 3 Unit
2. Velbed = 83 Unit
3. Alat Operasi
4. Genset = 1 Unit
Source | : | Edition.cnn.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR