Advertorial
Intisari-Online.com - Budi Waseso saat ini menjabat sebagai Driektur Utama Perum Bulog menggantikan Djarot Kusumayakti.
Pria yang lebih sering disapa Buwas ini sebelumnya telah menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dan juga pernah menjabat sebagai Kabareskrim.
Buwas sendiri lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1984 dan aktif berkarir sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri.
Karir Buwas bisa dibilang mulus dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak awal bekerja di Kepolisian.
Baca Juga : Kini Jadi Bos Bulog, Budi Waseso dulu Pernah Punya Ide Penjara Buaya dan Piranha
Namun semua kesuksesan Buwas tidak ia peroleh secara instan dan sama seperti manusia lain, Buwas juga harus bekerja keras.
Satu kisah masa lalu Buwas yang mungkin tak banyak disorot adalah saat ia sempat menjadi tukang ojek untuk mencari tambahan penghasilan.
Itu terjadi saat Buwas masih bertugas di Direktorat Pendidikan, Jakarta pada tahun 1992-1993.
Buwas memanfaatkan waktu luangnya dengan menjadi tukang ojek pada pagi hari dan sopir taksi pada malamnya.
Baca Juga : Di 5 Negara Inilah Orang-orang Supertajir Banyak Berasal, Kekayaan Mereka Lebih dari Rp400 Miliar
"Jadi saat itu memang saya kerja di Direkorat Pendidikan, saya memanfaatkan waktu luang di sela dinas. Peluangnya hanya jadi tukang ojek karena saya punya motor vespa, itu kalau pagi,"
"Saat malam hari biasanya saya jadi sopir taksi tembak," kata Buwas.
"Dulu pas tahun 1992-1993 itu pangkat saya letanan satu kapten," lanjut Buwas.
Meski sudah jadi polisi dan dapat penghasilan rutin bulanan, rupanya uang gaji Buwas belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Baca Juga : Merasa 'Sangat Malu', Presiden Meksiko Terpilih Ingin Pesawat Kepresidenan Dijual
Uang dari hasil narik ojek dan jadi sopir taksi tembak bisa dia gunakan untuk menutup kekurangan dari gajinya.
"Ya itu sudah jadi kewajiban. Harus saya lakukan karena kalau kita bicara tentang gaji, kan tidak cukup buat keluarga. Jadi saya berusaha, tapi tidak boleh melakukan pelanggaran profesi,"
"Saat itu yang bisa saya lakukan ya harus tulus dan ikhlas jadi tukang ojek,"
Buwas mengaku tak malu meski dia seorang polisi yang harus bekerja tambahan.
Bagi Buwas, kesejahteraan keluarganya adalah prioritas dan dia harus bisa bertindak sebagai suami dan ayah yang baik.
Pria kelahiran Parenggan, Pati, Jawa Tengah pada 19 Februari 1960 ini sempat terlibat konflik dengan Menteri Perdagangan Enggar terkait impor beras tahun 2018.
Buwas menilai bahwa cadangan beras Bulog masih cukup hingga Juli 2019 sehingga impor beras belum perlu dilakukan.
Baca Juga : Masih Pakai iPhone 3GS atau Ponsel 'Jadul' Lainnya? Anda Segera Tak Bisa Lagi Gunakan WhatsApp