Baca Juga : Annisa Eks Cherrybelle Menikah Tanpa Pacaran, Ini 6 Tanda Bahwa si Dia Jodoh Anda Meski Belum Lama Kenal
Hormon endorphin (zat kimia yang berkorelasi dengan rasa senang dan imunitas) dalam tubuh terpacu.
Tubuh melepaskan oksitosin, biasa dikenal sebagai hormon cinta karena sering muncul saat kita berhubungan intim dan efektif meredakan stres.
Kadar oksitosin yang dilepaskan tubuh akan membuat kita makin berempati kepada orang lain dan ini menular (ke pihak penerima). Setidak-tidaknya hingga 2 jam ke depan.
Itulah kenapa, orang yang menerima kebaikan biasanya ingin membalas kebaikan yang diterimanya atau melakukan kebaikan juga ke orang lain.
Berdasarkan riset, satu pemberian/kebaikan akan menginspirasi banyak kebaikan lain laiknya efek domino.
Orang yang rutin menolong teman/tetangganya memiliki risiko kematian yang lebih rendah dalam periode 5 tahun ketimbang yang tidak.
Orang yang rutin berbagi mempunyai daya tahan tubuh lebih bagus dalam menghadapi penyakit kritis, termasuk HIV dan serangan jantung.
Sekitar 76% orang yang aktif dalam kegiatan sosial mempunyai kesehatan yang lebih bagus dibanding yang tidak.
Sebaliknya dengan perilaku pelit.
Perilaku pelit akan meningkatkan hormon pemicu stres di dalam tubuh.
Baca Juga : Bukan Mafia Amerika, Inilah Gangster-gangster Terbesar Dunia Saat Ini
Sumber: Why Good Things Happen to Good People by Stephen Post, US Bureau of Labor Statistic 2013, Feeling Good About Giving: The Benefit of Self Interested Charitable Behaviour Science by Anik L, Dunn E, Norton M., Empathy Toward Strangers Trigger Oxcytocin Release and Subsequent Generosity by Barraza J
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR