Advertorial
Intisari-Online.com – Satelit Cina akhir-akhir ini naik pamor setelah gagalnya peluncuran Challenger serta roket-roket Amerika dan Eropa.
Bahwa kemampuan Long March (nama satelit Cina) bukan propaganda belaka terbukti dengan ditandatanganinya kontrak dengan sebuah perusahaan Amerika untuk meluncurkan dua satelit ke angkasa.
Bahkan Indonesia kabarnya juga ada minat, biarpun untuk jangka panjang. Wolfgang Will menengok fasilitas di sana.
Tulisan berikut ini diambil dari Majalah Intisari edisi September 1986.
Di Cina sekarang ada Long March baru yang tidak kurang menggemparkannya dibandingkan dengan yang dilakukan Mao Zedong tahun 1934.
Cina kini menawarkan roket tipe Long March kepada dunia.
Hal itu dianggap penting karena penawaran dilakukan setelah meledaknya roket Amerika dan Eropa, yaitu Titan, Delta dan Ariane.
Baca Juga : Inilah Khaibar-1, Roket Andalan Militan Hamas Palestina yang Kerap Bikin Tentara Israel Kalang Kabut
Sebetulnya Cina sudah mulai membuat roket sejak tahun 1965. Mereka melakukan percobaan dengan banyak tipe roket.
Ada yang disebut Fengbao dan Angin Ribut, tetapi yang paling berhasil ialah roket CZ, singkatan dari Long March dalam bahasa Cina, yang dibuat dalam tiga versi.
Salah satu seri diketahui termasuk dalam perlengkapan Angkatan Perang Cina dan bisa menembakkan kepala peluru seberat 5 ton sampai sejauh 10.000 km. Tipe itu hanya ada lima dan semuanya terarah ke Sovyet.
Tipe II dan III selama ini digunakan dalam program luar angkasa Cina sendiri. Sejak tahun 1970 Cina telah meluncurkan 21 satelit dengan macam-macam versi Roket Long March.
Tiga di antaranya gagal, delapan belas lagi mencapai jalur keliling bumi yang diinginkan.
Di antaranya dua dimanfaatkan sebagai satelit komunikasi pada titik geostasioner pada ketinggian 36.000 km.
Jumlah itu tidak terlalu mengesankan dibandingkan dengan Amerika yang sudah seratus kali meluncurkan roket dan satelit.
Namun, sejak malapetaka Challenger tanggal 28 Januari dan meledaknya satelit yang diluncurkan dengan roket tipe Titan, Delta dan Ariane, dunia Barat juga menerima tawarari dari Cina untuk memanfaatkan kemampuannya meluncurkan roket.
Yang pertama tertarik pada peluncuran satelit dengan roket Cina ialah Swedia. Selama ini sudah ada belasan negara yang melakukan pembicaraan dengan Beijing.
Perusahaan komunikasi New York, Teresat, sudah membuat kontrak: Satelit Westar 6 (Oktober 1987) dan Palapa (April 1987) akan diluncurkan dengan roket tipe Long March III.
Palapa itu bukan milik Indonesia lagi. Kedua satelit itu sebelumnya pernah diluncurkan, tetapi tidak berhasil masuk jalur yang dituju. Keduanya kemudian ditangkap kembali dan diperbaiki di bumi.
Mengandalkan Long March III bukan tanpa risiko. Versi ini baru dicoba tiga kali dan salah satunya gagal.
Risiko lain ialah bahwa Cina belum mempunyai gudang antidebu yang ber-AC untuk menyimpan satelitnya.
Tanpa yang disebut clean room (ruangan bersih) satelit Barat yang sangat peka itu bisa rusak. Debu dan rambut pun bisa mengacau.
Baca Juga : Israel Lakukan Serangan Udara di Gaza Setelah Hamas Tembakkan Lebih dari 150 Roket
Xinhua, kantor berita Cina milik negara, pernah memberitakan bahwa Beijing dan perusahaan Amerika Hughes telah membuat kontrak untuk membuat tempat peluncuran Amerika Cina di Hawaii bagi Long March.
Berita itu langsung dibantah Hughes.
Soalnya, untuk membangun dan mencoba instalasi seperti itu perlu waktu paling sedikit lima tahun dan waktu itu Barat sudah memperoleh kembali kemampuannya untuk meluncurkan satelitnya sendiri.
Long March III merupakan roket tiga tingkat yang panjangnya 21,20 m. la hanya bisa mengangkut beban sampai 1,4 ton.
Dibandingkan dengan Ariane kemampuannya itu masih kecil. Menurut Prof. Sun Jiadong, kapasitas itu bisa ditingkatkan sampai 2,5 ton, tetapi itu baru laporan.
Baca Juga : Luncukan Roket Pembawa Satelit Navigasi, Sistem Pertahanan Rusia Makin Mengerikan
Kedua tingkat pertama Long March III menggunakan bahan bakar padat, yang ketiga didorong dengan hidrogen cair.
Pabrik di Shanghai yang membuat roket itu juga membuat lemari es. Roket buatan Shanghai itu dites di daerah dekat Beijing dan diluncurkan di Xiang, sebelah barat daya Kota Chengdu.
Produksi dan kapasitas peluncuran selama ini tidak lebih dari sepuluh sampai dua belas roket setahun.
Roket yang jauh lebih besar, yang bisa dibandingkan dengan roket bulan Wernher von Braun, Saturn 5, akan dibuat di Cina juga, tetapi baru akan selesai menjelang tahun 1995.