Intisari-Online.com - Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Force/IDF) terbentuk sekitar tahun 1948 di tengah-tengah konflik negara-negara Arab vs Israel.
Pada tahun itu Israel yang menginginkan kemerdekaan ditolak negara-negara Arab. Tapi Inggris yang masih berkuasa di Palestina berusaha memberikan solusi secara damai.
Karena menyadari kemerdekaaan Israel hanya bisa dicapai melalui peperangan, pemimpin pasukan tempur Israel, David Ben Gurion lalu membentuk IDF.
IDF mudah dibentuk oleh Ben Gurion karena kekuatan tempur Israel yang sebelumnya bernama Palmach, sudah berada di bawah garis komandonya.
Dengan taktik tempur yang antara lain menerapkan cara-cara teror, IDF bahkan bahkan bisa mengusir pasukan Inggris, mengalahkan pasukan dari negara-negara Arab, dan mengusir warga Arab dari Palestina.
(Baca juga: Siapa Sangka, Pasukan Israel yang Terkenal Digdaya Itu Pernah Babak Beluk karena Dihajar Pasukan Mesir dan Suriah)
(Baca juga: Cerita Ramadan: Eyad Sabbah, Seniman Palestina yang Mengenang Kekejaman Israel dengan Patung)
(Baca juga: Hasan Salameh, Nama yang ‘Mencoreng’ Nama Besar Agen Rahasia Israel Mossad)
Pasukan IDF dikenal mahir bertempur karena personelnya merupakan veteran PD II yang sudah berpengalaman.
Tapi setelah tahun 1948 yang merupakan Perang Arab I itu, Israel sebenarnya terus berperang melawan negara-negara Arab baik melalui peperangan secara gerilya maupun konvensional.
Peperangan besar yang kemudian terjadi adalah Perang Enam Hari (1967) dan Perang Yom Kippur (1973).
Dalam kondisi selalu diserang dan terancam itu, IDF mau tak mau dituntut untuk selalu siap tempur dan memiliki persenjataan tempur mutakhir.
Oleh karena itu kekuatannya yang terderi dari matra laut, darat, dan udara juga selalu dalam kondisi terlatih dan siap digunakan kapan saja.
Semua warga Israel yang sudah dewasa dikenai wajib militer dan dijadikan pasukan cadangan IDF.
Karena demikian terlatih pasukan cadangan IDF bisa dikumpulkan untuk berperang hanya dalam hitungan jam.
Wajib militer untuk pria berlangsung selama 3 tahun dan wanita 2 tahun.
Tapi ada yang unik pada diri para personel IDF, meskipun bersetatus tentara mereka tetap menjalani hidup seperti biasa.
Misalnya saja ada sopir taxi anggota IDF tetap berpakaian biasa ketika bekerja.
Tapi begitu usai bertugas langsung bergabung dengan personel IDF lainnya untuk latihan perang.
Seorang pemuda yang ngebut di jalanan pakai motor trail, tiba-tiba saja berbelok ke pangkalan udara lalu menerbangkan jet tempur.
Pasalnya pemuda itu memang pilot tempur yang terlatih.
Jadi intinya hampir semua warga Israel yang sehat adalah anggota IDF.
Mereka umumnmya setelah menjalani pelatihan militer dan kemudian bertugas, tetap menjalani hidup sesuai profesinya.
Tapi latihan tempur dilakukan terus-menerus usai kerja pokoknya atau bahkan sudah usai wajib militerya.
Tujuannya agar semua warga Israel siap dan bisa berperang kapan saja.
Maka tidak mengherankan jika pasukan cadangan IDF bisa dimobilisasi dalam hitungan jam dengan senjata lengkap.
Apalagi semua personel IDF boleh membawa pulang senjata tempurnya ke rumah masing-masing.
Itulah yang membuat para personel IDF terkenal tanggauh karena selalu dalam kondisi terlatih baik dan siap tempur.