Sadis, Angkatan Laut Israel Tembaki Kapal Nelayan Palestina dan Menyebabkan 1 Orang Tewas

Moh Habib Asyhad

Editor

Apakah Semua Penduduk Palestina Beragama Islam?
Apakah Semua Penduduk Palestina Beragama Islam?

Intisari-Online.com -Aksi koboi dilakukan oleh Angkatan Laut Isreal. Mereka menembaki kapal nelayan Palestina dan menyebabkan satu orang meninggal dunia.

Oleh mereka, kapal-kapal nelayan itu dituduh menerobos blokade laut di wilayah utara Jalur Gaza, Senin (15/5).

(Baca juga:Mikhail Kalashnikov: Salahkan Jerman kalau AK-47 Jadi Senjata Populer)

Sebagai informasi, blokade laut ini sudah diberlakukan Israel selama 10 tahun sebagai hasil tiga perang antara Hamas dan Israel.

Adanya blokade itu menyebabkan warga Jalur Gaza hanya boleh berlayar hingga ke wilayah utara yang berdekatan dengan Israel hingga maksimal 6 mil dari pesisir negeri itu.

Aksi menembaki oleh AL Israel sejatinya bukan sekali ini terjadi, namun insiden semacam ini jarang menimbulkan kematian.

Keluarga korban tewas mengidentifikasi korban yang bernama Mohammed Majed Bakr (25). Sementara empat orang lainnya ditahan. Demikian disampaikan ketua persatuan nelayan Jalur Gaza, Nizar Ayash.

Penembakan ini dibenarkan oleh seorang juru bicara militer Israel.

“Sebuah kapal menyimpang dari zona pencarian ikan yang sudah ditentukan di sisi utara Jalur Gaza,” ujar sang juru bicara.

“Angkatan laut di kawasan itu sudah meminta kapal tersebut berhenti dan melepaskan tembakan peringatan ke udara.”

Ia juga menambahkan, kapal Palestina itu mengabaikan peringatan dari angkatan laut, sehingga akhirnya terpaksa ditembak.

Akibatnya, tambah si juru bicara, seorang nelayan terluka dan dievakuasi ke sebuah rumah sakit di Israel untuk mendapatkan perawatan dan akhirnya tewas.

(Baca juga:Korea Utara Terus-terusan Uji Cobakan Rudal Balistik, Vladimir Putin pun Langsung Turun Tangan)

Luasan zona pencarian ikan itu berubah selama bertahun-tahun. Sesuai kesepakatan Oslo zona itu ditetap sejaut 20 mil laut sebelum dikurangi oleh pemerintah Israel.

Saat ini sekitar 4.000 warga Jalur Gaza bekerja sebagai nelayan dan lebih dari separuhnya hidup di bawah garis kemiskinan.

Artikel Terkait