Advertorial
Intisari-Online.com – Menjatuhkan diri di depan kendaraan sedang berjalan kedengarannya bukan cara yang ideal untuk mencari nafkah.
Tetapi sekelompok 'ahli jatuh' menganggap pekerjaan ini sama mudahnya dengan memungut bungkusan yang tercecer.
Korban jiwa belum pernah ada. Yang paling hebat cuma mendapat beberapa besot. Mereka dinamai 'flopper", yaitu orang yang mencari uang dengan pura-pura mengalami kecelakaan.
Polisi Inggeris dan AS sering memperingatkan perusahaan-perusahaan asuransi agar hati-hati. Kalau keadaan sudah mulai 'panas', floppers itu yang terorganisir, menghentikan kegiatannya. Kalau sudah aman lagi, mereka mulai beraksi, dengan mempergunakan tipu-tipu yang sama tetapi dengan variasi lain.
Baca Juga : Air Putih Diklaim Dapat Turunkan Berat Badan, Mitos Atau Fakta?
Seorang flopper yang berhasil bisa mendapat 20.000 pon setahun (1 pon kira-kira Rp. 1000,—) dan bebas pajak!
Contoh yang typis dijalankan oleh sebuah 'gang' di AS. Beberapa anggotanya menyetir mobil-mobil tua di muka truk-truk yang berjalan kencang, lalu berhenti tiba-tiba sehingga menyebabkan kecelakaan. “Korban-korban" pergi ke rumah sakit dan kemudian mengajukan klaim ganti rugi.
Mereka berhasil menggaruk lebih dari 5000 dollar sebelum yang berwewenang menyadari bahwa 18 kecelakaan sama yang terjadi dalam waktu berdekatan di jalan raya New York tidak mungkin kecelakaan benar-benar.
Tampaknya perusahaan-perusahaan asuransi di sana terlalu banyak yang percaya saja, sehingga mereka diperingatkan oleh ahli-ahli pencegah kejahatan agar terus berhati-hati membedakan kecelakaan.
Baca Juga : Demi Dapat Asuransi Mobil yang Murah, Pria Ini Nekat Ubah 'Kelaminnya'
Di Inggeris, asuransi membayar lebih dari 40 juta pon setahun kepada pembuat kecelakaan palsu. Apalagi New York yang merupakan kerajaan flopper.
Polisi New York sudah menahan seorang pria berumur 22 tahun yang mengklaim bahwa ia menjadi korban 10 kecelalakaan dalam waktu sebulan!
Orang itu berkali-kali menyatakan dirinya 'salah langkah' sehingga jatuh terluka ketika turun dari taxi. Di antara barang bukti yang dibawa ke pengadilan terdapat alat untuk melompat tali dan biji-biji cherry yang katanya terdapat di lantai taxi dan menyebabkan ia kesrimpet, atau tergelincir.
Perusahaan asuransi yang sudah tertipu olehnya ada 7 dan orang itu sudah berhasil mengantongi 500 pon.
Baca Juga : Lewat 'Asuransi Bebas Tawakkal', FWD Life Permudah Rencanakan Dana Haji, Mulai Dari 1 Juta
Raja kaum Floppers di New York adalah Robert Page, yang konon berhasil mengumpulkan 1 juta dollar dari organisasi illegalnya ini. la beroperasi sejak sebelum perang.
Selama 15 tahun ia berhasil mengelakkan hukum dan menipu perusahaan-perusahaan asuransi. Orang-orang yang disuruh jatuh di muka kendaraan mendapat upah senilai 5 pon sekali jatuh. Untuk menklaim kompensasi ia mempergunakan foto sinar X milik orang-orang lain.
Flopper menyeberangi jalan tiba-tiba kalau sebuah mobil membelok. Sebenarnya belokan dipilih karena mobil di tempat tersebut mengurangi kecepatan, selhingga tidak begitu berbahaya.
“Korban" lalu memegang bumper, menjatuhkan dirinya dan melolong-lolong di jalan. Variasi yang lebih safe ialah dengan berpura-pura diserempet di tepi jalan. Sementara itu Page si raja flopper menyamar jadi polisi.
Ia mencatat nama pemilik mobil dan kantor asuransinya dan mengatur pembayaran ganti rugi. Foto sinar X yang memperlihatkan patah tulang dibeli dari dokter-dokter yang tidak curiga.
Page memberi korban minum whisky dan makan bawang putih sebelumnya supaya yang memeriksa enggan lama-lama berhadapan dengan korban tersebut.
Keberhasilan membuat Page lalai dan ia ditangkap serta dipenjarakan 4 tahun.
Beberapa waktu yang lalu, seorang artis yang bisa menciptakan mimik orang kesakitan dan sekarat dikirim ke penjara selama 2 tahun karena ia sering pura-pura jatuh dari tangga akibat 'tersandung permadani yang kendur'.
Ia punya keahlian untuk membuat sendi pundaknya seakan-akan terkilir. Keahlian ini mendatangkan ganti rugi hampir senilai 1000 pon dari pelbagai hotel di AS. Ia menjaga agar jangan mengulangi kecelakaan yang sama di tempat yang sama.
Klaims kadang-kadang dibawa ke pengadilan dan di sinilah penipu sering terbuka kedoknya. (FWF).
(Seperti pernah tayang di Majalah Intisari edisi September 1974)
Baca Juga : Gajah Mati Meninggalkan Gading, Manusia Mati Meninggalkan Polis Asuransi