Advertorial
Intisari-Online.com- Grigori Rasputin telah dibunuh lebih dari seratus tahun yang lalu, yakni pada 1916.
Tetapi kehidupan dan kematiannya masih menarik bagi semua pecinta sejarah Rusia.
Rasputin disebut sebagai seorang dukun, orang suci, dan bahkan penipu.
Kehidupan Rasputin memang menjadi bahan perbincangan dan kematiannya juga dikelilingi oleh misteri.
Baca Juga : 14 Tahun Pembunuhan Munir: Kapan Hukum Benar-benar Menguak Kebenaran?
Pada Desember 1916, iklim politik di Kekaisaran Rusia semakin memburuk.
Partisipasi dalam Perang Dunia I telah menyebabkan banyak korban yang mempengaruhi situasi ekonomi di negara tersebut.
Kekecewaan pun muncul, banyak menteri yang menganggap Tsar terlalu lemah dan dipengaruhi oleh istrinya Alexandra, Permaisuri Rusia yang juga teman setia Grigori Rasputin.
Segera desas-desus tentang hubungan dekat Rasputin dengan Ratu menyebar di kalangan warga.
Baca Juga : Ditagih Rp3,5 Triliun oleh Gabungan Perusahaan Farmasi, BPJS Kesehatan Berharap Bantuan Pemerintah
Kebenaran harus disembunyikan dari publik, karena langsung terhubung dengan Tsesarevich Alexei, pewaris tahta Rusia berusia 11 tahun.
Anak itu menderita hemofilia, para dokter yang mebantu keluarga kerajaan pun meminta bantuan Rasputin untuk menyembuhkannnya.
Rasputin tidak hanya tahu cara menghentikan pendarahan dan mengurangi rasa sakit tanpa obat, tetapi dia juga memiliki kekuatan untuk menghibur anak dan ibunya.
Dengan demikian, terlepas dari ketidakpuasan para menteri, Rasputin tetap dekat dengan kekuasaan.
Baca Juga : Roy Suryo Kerap Menjadi Candaan, Ini 3 Tingkahnya yang Pernah Menggelitik
Di antara mereka yang membenci Rasputin ialah Pangeran Felix Yusupov yang menjadi suami Putri Irina, keponakan dari Nicholas II.
Dia berkoordinasi dengan Grand Duke Dmitri Pavlovich, anggota lain keluarga kerajaan, dan politisi monarkis Vladimir Purishkevich untuk membunuh Rasputin.
Menjelang petang pada tanggal 30 Desember 1916, Felix bersama merekapergi ke istana.
Setelah tiba, Rasputin mendengar lagu “Yankee Doodle” yang dimainkan dari lantai atas dimana, seperti dijelaskan Felix, Putri Irina mengadakan pesta.
Baca Juga : Inilah 4 Jenis Garis Tangan yang akan Menunjukkan Kepribadian Seseorang, Punya Anda yang Mana?
Kenyataannya, Irina berada di Krimea, dan suara-suara yang didengar oleh Rasputin adalah perbuatan para konspirator.
Rencananya, mereka akan membawa Rasputin ke ruang makan di ruang bawah tanah dan meracuninya dengan kue dan anggur, yang telah dicampur dengan sianida.
Pada awalnya dia menolak tetapi setelah beberapa ajakan akhirnya mau juga.
Apa yang terjadi selanjutnya kemudian dijelaskan dalam memoar Felix sebagai "mimpi buruk."
Baca Juga : Serangan 9/11 ke Menara Kembar WTC Sebenarnya 'Gagal' dan Tak Sesuai Target Awal
Rasputin menenggak 3 gelas anggur dan memakan kue namun tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Felix pun izin untuk naik ke lantai atas dan melaporkan itu.
Kemudian Grand Duke Dmitri Pavlovich menyerahkan revolver kepadanya dan Yusupov bergegas kembali ke ruang bawah tanah.
Menurut memoarnya, Felix perlahan-lahan mengarahkan pistol ke Rasputin yang menatapnya kaget lalu melepaskan tembakan.
Baca Juga : Bukan Hanya Orang Biasa, Kekaisaran Rusia pun Pernah Tunduk oleh Seorang Dukun Bernama Grigori Rasputin
Mereka lalu meninggalkan ruangan meninggalkan Rasputin yang diduga sudah mati.
Namun Felix ingin kembali untuk melihatnya, dia turun, mendekati tubuh, dan tiba-tiba Rasputin terbangun dan mencekik Felix.
Rupanya Rasputin belum benar-benar mati, Felix pun berusaha melepaskan diri kemudian melarikan diri dan pergi menaiki tangga, Rasputin pun mengikuti.
Purishkevich berlari keluar dari istana melalui pintu belakang dan melihat Rasputin berlarian melintasi halaman.
Dari memoar Yusupov, tampak bahwa Purishkevich menembak satu kali, meleset dari sasaran, lalu mencoba lagi dan meleset lagi.
Adalah peluru ketiga dan keempat yang berhasil mengenai kepala Rasputin hingga jatuh di salju.
Suara tembakan di halaman istana menarik seorang polisi yang sedang bertugas di dekatnya.
Yusupov menulis surat kepada Ratu bersumpah bahwa dia tidak ada hubungannya dengan kematian itu, namun semua sia-sia.
Felix diasingkan untuk tinggal di desa.
Itu adalah hukuman ringan dibandingkan dengan Grand Duke, yang dikirim untuk bertugas sebagai tentara di Persia.
Baca Juga : Vladimir Putin, Mantan Agen Rahasia Rusia yang Kerap Membunuh Pengkhianat Negara secara Diam-diam