Cinta Ibu yang Terjahit dalam Selimut Pernikahan, Sungguh Mengharukan

Moh Habib Asyhad

Editor

Ayah Ini Meninggal Hanya Beberapa Menit setelah Berdansa dengan Anaknya di Hari Pernikahannya (2)
Ayah Ini Meninggal Hanya Beberapa Menit setelah Berdansa dengan Anaknya di Hari Pernikahannya (2)

Intisari-Online.com – Seperti kebanyakan pasangan muda, suami saya dan saya tidak punya uang untuk hadiah mahal pada ulang tahun pernikahan kami yang pertama.

Kami cukup berpuas diri saling bertukaran kartu ucapan ulang tahun yang berisi ayat-ayat Kitab Suci, lalu menikmati makanan rumahan, dan menonton komedi romantis di rumah.

(Baca juga:Sadarkah Anda Ada yang Tak Lazim dari Borgol yang Dikenakan Pelaku Persekusi Cipinang Muara?)

Bisa berkumpul dan menikmati satu sama lain saja sudah cukup. Kami saling mencintai dan tidak ada hadiah di muka bumi ini yang bisa menghargai cinta kami satu sama lain.

Makanya ketika tukang pos mengetuk pintu rumah kami, saya sangat terkejut melihat paket berukuran sedang kiriman dari ibu.

Kami penasaran ingin melihat apa yang ada dalam paket tersebut. Dengan cepat saya merobek kotak dan langsung mataku dipenuhi air mata.

Di dalam kotak itu ada sebuah selimut yang dilipat rapi yang dibuat oleh ibuku dengan tangan. Warnanya putih dengan pola bunga lili yang dijahit dengan benang emas. Latar belakangnya bunga ungu kecil yang indah serupa dengan bunga buket pernikahan saya.

Di dalam selimut cantik itu ada catatan dari ibuku:

“Stephanie dan Corey, selamat ulang tahun! Terlampir adalah selimut pernikahan kalian. Warna ungu tentu saja adalah warna pernikahan kalian dan benang emas mewakili cincin emas yang kalian pertukarkan saat hari pernikahan kalian. Semoga selimut ini membuat kalian tetap hangat saat dingin dan mengingatkan kalian pada hari ketika kalian mengucapkan sumpah kalian. Dengan cinta, Ibu.”

Aku tersentuh hingga tak mampu berkata-kata. Ibuku tahu bahwa kami tidak memiliki uang untuk menikmati ulang tahun perkawinan yang indah tahun ini. Dan saya pun tahu bahwa ibu juga tidak memiliki uang untuk dibelanjakan bahan selimut yang indah.

Namun yang pasti ia sudah berkorban untuk bisa melakukan ini. Waktu yang dilakukannya untuk menjahit tangan selimut itu membuatku berpikir.

Saya baru saja membayangkan ibu pulang dari hari yang panjang di tempat kerja dan begadang sampai larut malam dengan hati-hati menjahit selimut itu dengan tangan.

(Baca juga:Ternyata Golongan Darah Berkorelasi dengan Nasib Seseorang di Jalan Raya, Bagaimana dengan Anda?)

Saya dan suami sama-sama tahu bahwa dengan setiap jahitan, bagian dari cinta ibu saya dijahit ke dalam selimut itu. Bagaimana mungkin ada hadiah yang bisa dibandingkan dengan pemberian asli semacam itu?

Sudah bertahun-tahun berlalu sejak saya dan suami merayakan ulang tahun pertama kami bersama. Namun tak satu pun dari kami telah melupakan selimut indah yang kami terima itu.

Suami saya selalu bercanda bahwa hadiah ulang tahun pernikahan yang pernah saya terima bukan dari dia tapi dari ibu saya. Ya, saya setuju.

Artikel Terkait