Intisari-Online.com – Seorang anak kecil tinggal bersama Ibunya. Mereka sangat miskin. Anak itu sangat tampan dan cerdas. Saat ia tumbuh dewasa, ia menjadi lebih tampan dan cerdas. Namun, ibunya selalu tampak sedih.
Melihat itu, sang anak bertanya kepada Ibunya, “Ibu mengapa engkau selalu sedih?”
Ibunya menjawab, “Anakku, seorang peramal pernah mengatakan kepadaku bahwa siapapun yang memiliki gigi sepertimu akan menjadi sangat terkenal.”
Kemudian anak itu bertanya, “Apakah Ibu tidak suka kalau saya menjadi terkenal?”
“Oh, anakku! Ibu macam apa aku tidak suka jika anaknya menjadi terkenal? Aku selalu sedih karena aku terus berpikir bahwa engkau akan melupakan aku dan meninggalkanku setelah engkau terkenal.”
Mendengar hal ini, anak itu mulai menangis. Ia berdiri di depan Ibunya untuk sementara, kemudian berlari keluar rumah. Ia mengambil batu dari luar dan menghancurkan dua gigi depannya. Ia mengeluarkan darah dari mulutnya.
Ibunya berlari keluar dan terkejut melihat apa yang telah dilakukan oleh anaknya. Ia bertanya, “Anakku, apa yang telah kau lakukan?”
Sebagai jawaban, anak itu memegang tangan Ibunya dan berkata, “Ibu, jika gigi ini menyebabkan Ibu sakit dan membuat Ibu sedih, aku tidak menginginkannya. Mereka tidak ada gunanya bagi saya. Saya tidak ingin menjadi terkenal karena gigi tersebut. Saya ingin menjadi terkenal dengan melayani Ibu, dan melalui berkat Ibu.”