Intisari-Online.com -Pernyataan mengejutkan disampaikan oleh Pemerintah dan Kepolisian Filipina.
Mereka menyebut, ada gembong narkoba di balik kelompok Maute yang berafiliasi dengan ISIS yang belum lama ini menguasai kota Marawi, Filipina bagian selatan.
(Baca juga:(VIDEO) Ajaib! Bayi Ini Langsung Bisa Berjalan Hanya Beberapa Menit Setelah Dilahirkan)
Menurut Direktur Jenderal Kepolisian Nasional Filipina Ronald “Bato” dela Rosa, kelompok militan itu punya hubungan dengan gembong narkoba sejak tahun lalu.
“Bahkan sebelum 1 Juli, ketika saya mengumumkan agar bandar narkoba harus menyerah, kami menerima informasi bahwa sebagian besar gembong obat terlarang di sini di Metro Manila, Luzon, dan Visayas pergi ke Marawi untuk mengadakan ‘pertemuan puncak narkoba’,” kata Dela Rosa.
Mereka, lanjut dela Rosa, dilindungi oleh Kelompok Maute dan narcopoliticians.
Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyebut kelompok militan Maute yang menyerbu kota Marawi dibiayai para gembong narkoba.
Lebih jauh Duterte mengatakan, para pengedar narkoba yang terdesak oleh operasi pemerintah kemudian bergabung dengan Maute untuk mendapat perlindungan.
“Setelah mereka terdesak oleh perang anti-narkoba pemerintah, mereka kemudian menyebut diri mereka berjihad agar mendapat perlindungan dari kelompok itu,” ujar Duterte.
Sang Presiden melanjutkan, perdangan narkoba menjadi akar konflik ini. Sebab, lanjut Duterte, Marawi dikenal sebagai pusat peredaran sabu-sabu dan obat-obatan terlarang lain di Mindanao.
Duterte bahkan mengatakan, kakak beradik Maute yang menjadi pentolan kelompok itu memiliki laboratorium pengolahan sabu di Marawi setelah mempelajari bisnis itu di Manila.
Penggerebekan yang dilakukan aparat keamanan di halaman belakang kediaman ayah kakak beradik Maute itu, lanjut Duterte, luput dari sorotan media.
“Para pengikut Maute yang juga bekerja untuk beberapa politisi, diiming-imingi uang dan senjata api,” kata Duterte.
Duterte menegaskan, kakak beradik Maute sebenarnya adalah para pengedar narkoba yang berpura-pura bersekutu dengan ISIS hanya karena keberadaan pimpinan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
(Artikel ini sebelumnya tayang di Tribunnews.com dengan judul "Pemerintah dan Kepolisian Filipina Tuding Gembong Narkoba Biayai Kelompok Maute")