Divonis Meninggal di Usia 15 Tahun, 'Gadis Tertua' asal Filipina Rayakan Ultah ke-18

Esra Dopita M Sidauruk

Editor

Divonis Meninggal di Usia 15 Tahun, 'Gadis Tertua' asal Filipina Rayakan Ultah ke-18
Divonis Meninggal di Usia 15 Tahun, 'Gadis Tertua' asal Filipina Rayakan Ultah ke-18

Intisari-Online.com - Gadis asal Filipina, Ana Rochelle Pondare, baru saja merayakan hari lahirnya yang ke-18 dengan sangat meriah. Bertemakan pesta putri, Pondare mengenakan gaun merah berkilau dan mahkota di kepalanya. Bagi gadis lain, pesta ulang tahun ke-18 mungkin merupakan hal yang biasa. Namun, bagi Pondare, pesta ulang tahun ke-18 adalah ungkapan rasa syukur luar biasa atas pencapaian usianya. Sebelumnya, Pondare divonis meninggal di usia 15 tahun, namun "Gadis Tertua" asal Filipina dapat merayakan ultah ke-18.

Ya, Pondare memang bukan gadis pada umumnya. Pondare mengalami kondisi genetik yang sangat langka yang disebutprogeria.Progeriaadalah kondisi yang menyebabkan tubuh menua 10 tahun lebih cepat dari tubuh normal. Jika usia tubuh atau kondisi fisik Pondare dihitung secara medis, tubuh Pondare saat ini menunjukkan usia 144 tahun. Sebelumnya, dokter yang menangani kondisi Pondare menyebutkan bahwa Pondare hanya memiliki harapan hidup maksimal hingga 15 tahun.

Lewat wawancara pada 2011, Pondare pernah mencurahkan perasaan tentang dirinya yang memiliki tubuh berusia ratusan tahun. "Saya bukanlah gadis seutuhnya. Dokter berkata bahwa saya akan segera menua dan perjalanan hidup saya di dunia akan berjalan sangat cepat. Setelah berusia 15 tahun, saya pun dikatakan akan segera pergi meninggalkan dunia," ujar Pondare.

Maka, tak salah, di ulang tahunnya sekarang, Pondare, keluarga, dan emua orang yang mencintainya merasa sangat bersyukur bisa mencapai usia ke-18. Sarah Geronio, Selebriti asal Filipina yang merupakan salah satu idola Pondare, juga memberi ucapan selamat langsung kepada Pondare.

Berdasarkan Progeria Research Foundation, ada sekitar 80 anak di seluruh dunia yang mengalami kondisiprogeriadan dua di antaranya berada di Filipina. Dokter Pierre R Clero, yang menangani penderitaan Pondare, membantu Pondare dengan memberikan diet spesial serta krim kulit untuk memperpanjang harapan hidup gadis remaja itu. (Kompas.com)