Intisari-Online.com -Kelompok militan Maute yang berafiliasi dengan ISIS menyerang Kota Marawi, Filipina, sejak Selasa (23/5) kemarin. Baku tembak pun terjadi antara mereka dengan militer Filipina.
Dalam baku tembak tersebut, dikabarkan adalah militan asal Indonesia yang tewas.
(Baca juga:ISIS Menduduki Kota Marawi, Filipina: Beginilah Sejarah Terbentuknya ISIS)
Dilaporkan Kompas.com, ada sejumlah militan asing, antara lain dari Indonesia, termasuk di antara korban tewas dalam pertempuran kelompok militan dan militer Filipina di Marawi, Filipina selatan.
Juru bicara militer Filipina, Brigjen Restituto Padilla, mengatakan enam militan asing, antara lain dari Indonesia dan Malaysia, tewas dalam pertempuran.
Ada pula militan dari Singapura.
Padilla mengatakan 11 tentara, dua polisi, dan 31 militan tewas. Total, ada 46 korban tewas dalam baku tempur itu.
Seperti disinggung di awal, pertempuran mulai pecah sejak Selasan kemarin.
Pertempuran terjadi setelah militer Filipina menggerebek satu rumah yang diyakini sebagai tempat persembunyian komandan kelompok Abu Sayyaf dan pemimpin kelompok yang telah berbaiat dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), Isnilon Hapilon.
Puluhan anggota milisi bersenjata menghadang gerak tentara pemerintah, memicu pertempuran sengit di beberapa titik kota. Milisi sempat mengibarkan bendera ISIS.
Operasi militer oleh pemerintah Filipina didukung helikopter dan pasukan khusus.
Pemerintah mengatakan krisis ini sangat sulit diatasi karena milisi menempatkan bom di jalan-jalan dan menyandera beberapa orang.
Milisi juga berada di bagian kota yang lebih tinggi, membuat mereka bisa memperlambat atau menghentikan serangan tentara pemerintah.
(Baca juga:Dapat Fasilitas Ini, Pantas Saja Orang-orang Berebutan Menjadi Pimpinan DPR, MPR, dan DPD)
Menyebabkan gelombang pengungsian
Seiring dengan makin sengitnya pertempuran, ribuan warga menyelamatkan diri.
“Kami tengah bersiap menghadapi ujian tapi yang kami dengar adalah suara tembakan dan bom,” kata seorang mahasiswa kepada kantor berita Reuters. “Kami sangat takut. Begitu juga dengan saudara kami dari komunitas Muslim.”
Untuk informasi, Marawi merupakan kota berpenduduk mayoritas Muslim di Provinsi Lanao del Sur di Pulau Mindanao. Di pulau ini terdapat kelompok Maute yang sudah mengumumkan sumpah setia kepada ISIS.
Terdapat pula kelompok Muslim yang lebih besar yang menginginkan otonomi yang lebih luas dari Manila.
Mereka saat ini terlibat perundingan dengan pemerintah, sementara kelompok-kelompok yang lebih kecil, yang beraliran lebih keras, tetap aktif di lapangan.
Hubungan antara kelompok-kelompok yang lebih kecil ini dengan kelompok yang mengusung ideologi yang sama di Indonesia dan Malaysia sudah ada sejak beberapa tahun lalu, sebelum ISIS berdiri di Timur Tengah.
(Baca juga:Ada yang ‘Tak Biasa’ dari Foto Para Istri dan Pasangan Kepala Negara Ini. Adakah yang Menyadarinya?)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan keadaan darurat di hampir semua kawasan di Mindanao beberapa jam setelah pecah pertempuran di Marawi.
“Anda bisa lihat sendiri, ISIS sudah ada di sini," kata Duterte dalam sambutan di kamp militer di dekat Marawi, Jumat (26/5/2017).