Advertorial
Intisari-Online.com – Tahun 1945. Setelah dua kali berturut-turut berhasil menghancurkan benteng pertahanan Jerman, tentara sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Eisenhower terhalang rintangan yang sukar dilintasi: bengawan Rhein.
Jembatan di Remagen, yang dalam keributan perang tidak dihancurkan oleh dinas Genie Jerman, sedikit menolong penyeberangan (Opsir lengan yang sebetulnya harus merusak jembatan ini, kemudian atas perintah pribadi Hitler ditembak mati ) .
Tapi ini tidak mencukupi. Tentara sekutu segera menjatuhkan tentara payung lengkap dengan peralatan untuk membuat jembatan.
Dengan dilindungi tembakan-tembakan meriam mereka mencoba menghubungkan kedua tepi bengawan Rhein. Berkali-kali usaha ini gagal. Banyak korban nyawa dan kerugian materiil.
Baca juga: Inilah Lembah MiG, Ruang Pertempuran sekaligus Kuburan Pesawat Tempur Sekutu dalam Perang Korea
Kerugian besar ini antara lain diderita tentara sekutu ketika membuat jembatan di Saint Goar. Padahal hanya empat kilometer dari tempat itu ada terowongan dibawah bengawan Rhein sepanjang 2 km yang telah tersedia untuk dipakai.
Pada waktu itu baik dinas rahasia Amerika, Inggris maupun Prancis tak ada yang mengetahui hal ini.
Terowongah ini dibuat oleh suatu perusahaan tambang. Letaknya 180 meter di bawah tanah. Lebarnya 3 meter, tingginya 2 ½ meter. Dalam terowongan itu tersedia 60 lokomotip dalam keadaan baik dan beberapa ratus gerbong.
Seandainya tentara Sekutu mengetahui itu . . . ! Dalam waktu 16 menit dapat mengangkut 300 serdadu senjata otomatis ringan; beberapa meriam ukuran 81 lengkap dengan munisi-munisinya dapat diangkut dalam waktu 2 jam, dalam waktu 24 jam satu brigade pasukan tempur.
Baca juga: Kapal Jepang yang Penumpangnya Tewas oleh Sekutu Itu Akhirnya Menjadi 'Kapal Hantu'
Terowongan ini tak mudah dirusak, pemboman-pemboman pada permukaan tanah, ternyata tidak merugikan terowongan yang letaknya 180 meter di bawah tanah itu.
Ketika mobil-mobil baja tentara sekutu mendekati daerah Rhein dan hampir sampai di Saint Goar, 9 tentara Genie Jerman ditugaskan merusak alat pompa yang diperlukan untuk menahan air dari pintu terowongan sebelah timur.
Entah mengapa bom meledak sebelum waktunya dan kesembilan orang itu mati. Terowongan utuh.
Pemboman oleh tentara sekutu menghebat. Penduduk ribut mengungsi. Dimana-mana timbul kekacauan. Dalam pada itu tentara America sia-sia mencoba membuat jembatan di Saint Goar.
Aliran listrik terputus, alat pompa mati, terowongan lambat laun tergenang air.
Sesudah perang daerah ini diduduk tentara Perancis. Baru pada tahun 1947 kolonel Henri Laporte yang suka berkeliaran di terowongan tambang-tambang, menemukan terowongan ini. Tapl ketika itu telah damai.
Kesempatan untuk pertama kalinya dalam sejarah militer melintasi bengawan besar lewat terowongan dibawahnya disia-siakan oleh tentara Sekutu. (Dari Historia -IntisariJuli 1964)
Baca juga: Opsir-Opsir Jepang yang Tiba-Tiba Begitu Baik Hati Ketika Mereka Telah Kalah dari Sekutu