Intisari-Online.com - Dalam Perang Korea, pertempuran udara (dogfight) punya lokasinya sendiri yang khas.
Lokas itu berupa ruang udara yang membentang sepanjang Sungai Yalu hingga Laut Kuning.
Dikarenakan keunggulan udara Korea Utara yang didukung kekuatan udara China dan Soviet (Rusia) ratusan pesawat tempur AS (Sekutu) pun berhasil dirontokkan.
Di lembah yang membentang memanjang itu pesawat-pesawat MiG-15 China yang berpangkalan di Manchuria muncul bak siluman maut untuk menyergap armada pesawat pengebom B-29 AS.
Karena sumber munculnya MiG-15 dari arah lembah, oleh para pilot tempur Sekutu lalu dinamai Lembah MiG, MiG Alley.
Baca juga: Putri Che Guevara yang Gigih Membela Palestina Ini Khawatir Donald Trump 'Menghancurkan' Kemanusiaan
Konvoi MiG-15 yang terbang dari MiG Alley selalu dalam bentuk kelompok dan bertempur saling melindungi serta mengepung.
Sergapan MiG-15 kemudian dihadang oleh armada fighter Sekutu, F-86 Sabre sehingga memunculkan duel udara yang seru di atas lembah Sungai Yalu.
Tapi pesawat tempur F-86C AS yang pertama kali jatuh di lembah Sungai Yalu pada 1 November 1950 bukan ditembak jatuh oleh MiG-15 melainkan karena dihantam meriam penangkis serangan udara China.
Pesawat pertama yang disergap oleh MiG-15 pada hari yang sama karena dianggap melanggar wilayah udara China juga bukan F-86 Sabre melainkan P-51 Mustang.
Duel udara antara armada MiG-15 dan pesawat-pesawat tempur AS mulai sering terjadi ketika China secara terang-terangan menurunkan ratusan ribu pasukannya guna membantu Korut.
Kehadiran MiG-15 China yang juga banyak diterbangkan oleh para pilot dari Soviet ( Rusia), pada awal perang belum bisa ditandingi oleh pesawat-pesawat tempur yang ada seperti P-51 Mustang, F-80, dan P-80 Shooting Star, betul-betul merupakan momok yang menakutkan bagi pilot-pilot tempur AS.
Apalagi pilot-pilot MiG-15 merupakan warga Soviet yang telah teruji keandalannya dalam PD II.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR