Advertorial

Inilah Lembah MiG, Ruang Pertempuran sekaligus Kuburan Pesawat Tempur Sekutu dalam Perang Korea

Moh. Habib Asyhad
Intisari Online
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Karena sumber munculnya MiG-15 dari arah lembah, oleh para pilot tempur Sekutu lalu dinamai Lembah MiG alias MiG Alley.
Karena sumber munculnya MiG-15 dari arah lembah, oleh para pilot tempur Sekutu lalu dinamai Lembah MiG alias MiG Alley.

Intisari-Online.com - Dalam Perang Korea, pertempuran udara(dogfight) punya lokasinya sendiri yang khas.

Lokas itu berupa ruang udara yang membentang sepanjang Sungai Yalu hingga Laut Kuning.

Dikarenakan keunggulan udara Korea Utara yang didukung kekuatan udara China dan Soviet (Rusia) ratusan pesawat tempur AS (Sekutu) pun berhasil dirontokkan.

Di lembah yang membentang memanjang itu pesawat-pesawat MiG-15 China yang berpangkalan di Manchuria muncul bak siluman maut untuk menyergap armada pesawat pengebom B-29 AS.

Karena sumber munculnya MiG-15 dari arah lembah, oleh para pilot tempur Sekutu lalu dinamai Lembah MiG,MiG Alley.

Baca juga:Putri Che Guevara yang Gigih Membela Palestina Ini Khawatir Donald Trump 'Menghancurkan' Kemanusiaan

Konvoi MiG-15 yang terbang dari MiG Alley selalu dalam bentuk kelompok dan bertempur saling melindungi serta mengepung.

Sergapan MiG-15 kemudian dihadang oleh armadafighterSekutu, F-86 Sabre sehingga memunculkan duel udara yang seru di atas lembah Sungai Yalu.

Tapi pesawat tempur F-86C AS yang pertama kali jatuh di lembah Sungai Yalu pada 1 November 1950 bukan ditembak jatuh oleh MiG-15 melainkan karena dihantam meriam penangkis serangan udara China.

Pesawat pertama yang disergap oleh MiG-15 pada hari yang sama karena dianggap melanggar wilayah udara China juga bukan F-86 Sabre melainkan P-51Mustang.

Duel udara antara armada MiG-15 dan pesawat-pesawat tempur AS mulai sering terjadi ketika China secara terang-terangan menurunkan ratusan ribu pasukannya guna membantu Korut.

Kehadiran MiG-15 China yang juga banyak diterbangkan oleh para pilot dari Soviet ( Rusia), pada awal perang belum bisa ditandingi oleh pesawat-pesawat tempur yang ada seperti P-51Mustang, F-80, dan P-80Shooting Star, betul-betul merupakan momok yang menakutkan bagi pilot-pilot tempur AS.

Apalagi pilot-pilot MiG-15 merupakan warga Soviet yang telah teruji keandalannya dalam PD II.

Ironisnya dalam PDII, para pilot Rusia dan AS sama –sama bertempur bahu-membahu melawan para pilot Nazi Jerman.

Baca juga:Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks

Akibat perbedaan ideologi kini mereka harus bertarung untuk saling membunuh dalam Perang Korea. Puluhan pesawat tempur Sekutu berhasil ditembak jatuh MiG-15 China sehingga pilot-pilot AS sampai disarankan lebih baik melarikan diri ketika bertemu armada MiG-15.

Tapi pada pertengahan Desember 1950, armada F-86 AU AS mulai mendarat di Pangkalan Udara Kimpo dan terbentuk unit 4thFighter Interceptor Wing(FIW).

Sepak terjang dan kegarangan MiG-15 di atas lembah Sungai Yalu pun mulai mendapatkan tandingannya.

Tanggal 17 Desember 1950 berlangsungdogfightsengit antara armada FIW dengan armada MiG-15 China. Satu unit MiG-15 berhasil dirontokkan oleh FIW dan hingga akhir tahun 1950 sebanyak enam unit MiG-15 China berhasil ditembak jatuh.

Pilot-pilot jagoan pun dilahirkan dari kedua pihak yang bertarung dalam Perang Korea yang kemudian menjadi peperangan yang terlupakan (forgotten war) itu.

Pilot AS, Kapten Joseph C McConnel berhasil menembak 16 MiG-15, disusul posisi kedua Mayor James Jabara yang berhasil merontokkan sembilan MiG-15.

Sedangkan ace di pihak Soviet, dipegang Kapten Nikolav Sutyagin (21 kill) dan Kapten Yevgeny Pepelvaev (19 kill). (Agustinus Winardi)

Baca juga:Pengakuan Mengejutkan Seorang Pria yang Berpacaran dengan Bintang Film Porno Amerika

Artikel Terkait