Advertorial

Jangan Biasakan Minum Minuman Berenergi, Tak Ada Gizinya dan Malah Berbahaya

Aulia Dian Permata

Editor

Intisari-Online.com - Selain kopi, minuman berenergi juga kerap menjadi pilihan banyak orang ketika mulai merasa letih, lesu atau pikiran tak bisa fokus.

Sayangnya, minuman ini ternyata memiliki dampak negatif bagi kesehatan.

Di Inggris misalnya, Perdana Menteri Theresa May melarang konsumsi minuman berenergi ini bagi para remaja.

Dengan adanya aturan ini, toko-toko akan dilarang untuk menjual minuman berenergi bagi mereka yang masih berusia di bawah 16 tahun.

Baca Juga:Salut! Ayahnya Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Gaya Hidup Armand Hartono Jauh dari Kemewahan

Hal ini berkaca dari hasil penelitan yang membuktikan konsumsi minuman energi berlebihan memberi dampak buruk yang tinggi pada kesehatan, apalagi bagi anak-anak. Menurut ahli gizi Harley Street, Rhiannon Lambert, minuman energi tak menawarkan kandungan gizi sama sekali.

Oleh karena itu, tidak ada gunanya anak-anak mengonsumsi minuman semacam itu.

"Jumlah kafein yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, mual, muntah dan kejang," ucapnya.

Baca Juga:Banyak yang Salah Kira, Hartono Mall Bukan Milik Keluarga Djarum tapi Pengusaha Sukses Asal Solo

Berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Health Sciences, konsumsi minuman berenergi yang berlebihan memberi efek negatif pada kesehatan.

Efek tersebut bisa berupa kecemasan, insomnia, gangguan gastronomi, sakit kepala, hiperaktif, dan diuresis.

Riset dari Swedia juga membuktikan konsumsi minuman berenergi pun menyebabkan erosi gigi.

Clare Thornton-Wood, pakar diet anak, mengatakan tingginya kadar gula berdampak langsung pada obesitas dan kerusakan gigi.

Baca Juga:Mengintip Kota Kuala Kencana Milik PT Freeport di Papua: Modern, Canggih, dan Bersih!

Keduanya merupakan masalah yang kerap terjadi pada anak-anak dan remaja.

"Sementara itu, asupan kafein tinggi pada anak-anak dan remaja juga dapat meningkatkan tekanan darah dan mengganggu konsentrasi di sekolah," kata dia.

Thornton-Wood juga mengatakan, anak muda yang menderita gangguan makan sering menggunakan minuman energi rendah kalori untuk meningkatkan tingkat energi.

"Orang-orang ini berisiko lebih besar terhadap aritmia jantung karena kafein dosis tinggi," tambah dia.

Risiko minuman energi untuk orang dewasa Menurut Thornton-Wood, kosumsi minuman berenergi untuk orang dewasa juga perlu diwaspadai.

“Meningkatnya gula, kalori, kafein, dan zat lain yang membahayakan kesehatan karena minuman berenergi juga berlaku sama pada orang dewasa,” kata dia.

Menurut Lambert, risiko minuman berenergi pada orang dewasa juga bisa lebih buruk.

"Tidak seperti anak-anak, orang dewasa biasanya cenderung mengonsumsi minuman energi dengan alkohol, yang merupakan kombinasi berbahaya," papar Lambert.

Konsumsi kafein dalam jumlah besar -seperti yang ditemukan dalam minuman energi- dapat mengurangi rasa kantuk tanpa mengurangi efek alkohol.

Baca Juga:Jangan Sekalipun Starter Mobil Dalam Keadaan AC Menyala Kalau Tak Mau Rugi!

"Orang dewasa yang gemar mengonsumsi campuran alkohol dan minuman berenergi dapat menyebakan hilangnya kontrol diri," tambah dia.

Namun, orang-orang muda mungkin juga berisiko terkena efek seperti itu. Riset di tahun 2011 menemukan, 53 persen dari minuman berenergi yang dikonsumsi oleh remaja digunakan sebagai campuran alkohol.

"Inilah yang turut menyebabkan peningkatan hal-hal berisiko seperti penggunaan obat-obatan terlarang," kata Thornton-Wood.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perhatikan, Risiko Kesehatan di Balik Minuman Berenergi"

Baca Juga:Hati-hati beli Mobil Warna Ini, Susah Lakunya Saat Dijual Lagi

Artikel Terkait