Advertorial

Leon Trotsky Sahabat Setia Lenin, Sempat Lolos dari Berondongan 200 Tembakan tapi Akhirnya Tengkoraknya Remuk Juga oleh Sang Pembunuh

Moh. Habib Asyhad
K. Tatik Wardayati
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Seorang pria bernama Ramon Mercader meninggal di Havana bulan Oktober yang lalu.

la pembunuh Leon Trotsky, salah seorang pemimpin Revolusi Bolshevik, pendiri tentara Merah yang juga sahabat setia Lenin itu.

Trotsky tewas di Meksiko tahun 1940. Mengapa Mercader membunuhnya? Jawaban yang benar dibawa oleh Mercader ke liang kubur.

Yang terang sejak 1924 Trotsky dianggap sebagai duri di dalam daging oleh Stalin. Tahun itu Soviet kehilangan "bapak", karena Lenin meninggal.

Trotsky sebagai "putera senior bapak" merasa bahwa saatnya sudah tiba untuk mengembangkan demokrasi dan memerangi birokrasi yang mulai merajalela.

Tetapi Stalin, juara sosialisme, tidak setuju.

Baca juga: 2 Misil Uni Soviet dari Perang Dingin Dilelang Rp575 juta, Bisa Angkut Hulu Ledak 150 Kg

Konflik antara kedua ahliwaris Lenin ini makin lama makin panas.

Akhirnya Trotsky dengan pendukung-pendukungnya diadili oleh Kongres Partai Komunis yang memutuskan untuk membuang anggota-anggota partai oposisi ke Asia Tengah.

Trotsky dan keluarganya berhasil mencapai Istambul setelah diasingkan sementara ke Siberia.

Mulailah tahap yang paling tragis dalam kehidupan bekas "People's Commisar" ini. la diburu-buru dan selalu terancam oleh percobaan-percobaan pembunuhan.

Sejumlah teman dan anggota keluarganya dibunuh agen-agen GPU yaitu polisi negara Soviet.

Setelah berpindah-pindah akhirnya Trotsky mendarat di Meksiko, ditemani isterinya, Natalia Sedova yang dinikahinya di penjara.

Mereka tinggal di Coyoacan yang pernah menjadi benteng Cortez. Letaknya kira-kira 50 km dari Mexico City.

Baca juga: 3 Senjata Uni Soviet yang Ditakuti Nazi, Salah Satunya Jet ‘Si Bungkuk’!

Walaupun sudah jauh dari Moskwa, tetapi tuduhan-tuduhan yang ia lancarkan tetap merisaukan pejabat-pejabat Kremlin.

Karena insaf akan ancaman terhadap jiwanya, ia bertindak hati-hati. Polisi dan kawan-kawannya menjaganya.

Ia mengurung diri di balik dinding-dinding tebal, pintu-pintu bergembok dan bergrendel.

Di tempat ini, percobaan pembunuhan yang pertama terhadap Trotsky terjadi pada bulan Mei 1940. Seorang pelukis pro Stalin bernama Siqueiros (David Alfaro) mengepalai komando bersenjata dalam penyerbuan ke benteng Trotsky.

Trotsky dan isterinya ternyata bisa lolos walaupun diberondong 200 tembakan.

Baca juga: Cantik Namun Mematikan, Inilah Roza Shanina Sniper Wanita Terbaik Milik Soviet

"Mereka ingin membunuh saya karena semua orang tahu bahwa saya sedang menulis biografi Stalin yang akan menimbulkan sensasi," kata Trotsky.

"Josef Dzhugashvili Stalin mendalangi penyerbuan ini tetapi nasib menangguhkan kematian saya," tambahnya pula.

Penangguhan ternyata tidak lama. Tiga bulan kemudian, tanggal 20 Agustus 1940, pembunuh diijinkan masuk dari pintu depan.

Hari itu Trotsky mendiktekan sejumlah artikel pada sekretarisnya. Kira-kira pukul 5 sore, ia minum teh bersama isterinya dan pergi ke serambi terbuka di belakang rumah untuk memberi makan pada kelinci-kelincinya.

Baca juga: Naval Space Fleet, Armada Luar Angkasa yang Justru Dimiliki Angkatan Laut Uni Soviet, Kok, Bisa?

Ketika itulah seorang tamu dibawa masuk. Trotsky merasa kenal baik pada orang itu: Frank Jackson, yang katanya teman baik seorang kawan seperjuangan militan yang saudara perempuannya menjadi sekretares Trotsky.

Jackson memperkenalkan dirinya sebagai warganegara AS dan pengikut Trotsky yang gigih.

Ia sudah beberapa kali berkunjung ke villa Trotsky yang diperkuat seperti benteng itu. Sekali ini katanya ia ingin menunjukkan konsep artikel yang sedang ia tulis.

Berlainan daripada biasa, ia memakai topi dan menyampirkan jas hujan di lengannya. Trotsky menyatakan bahwa Jackson pucat sekali.

Cuma sakit kepala, sebentar lagipun hilang, jawab pria itu.

Natalia menawarkan segelas teh, tapi Jackson cuma minum air biasa. Trotsky dan Jackson masuk ke kamar kerja tuan rumah.

Baca juga: Samantha Smith, Gadis Kecil Amerika yang Nekat Kunjungi Uni Soviet Demi Hentikan Rencana Perang Nuklir

Tiba-tiba terdengar teriakan mengerikan. Trotsky dengan tengkorak pecah terhuyung-huyung keluar menuju isterinya. "Terjadi juga," katanya.

Sebelum jatuh tidak sadarkan diri, ia berkata: "Natalia, aku cinta padamu. Bagaimanapun juga jangan bunuh dia. Ia harus dipaksa bicara."

Apa yang terjadi di kamar kerja itu? Menurut versi Jackson: "Ketika Trotsky membaca artikel saya, dari balik jas hujan saya keluarkan beliung yang biasa dipakai memecahkan es oleh pendaki gunung. Saya ayunkan tinggi-tinggi di atas kepalanya, saya pejamkan mata dan saya hantamkan ke bawah sekuat tenaga. Selama hidup saya tidak pernah bisa melupakan teriakannya. Ia menerjang saya, memukuli dan menggigit saya."

Trotsky diangkut ke rumah sakit tetapi meninggal 25 jam kemudian, pada tanggal 21 Agustus.

Pembunuhnya mencoba menikam diri. Ia ditangkap polisi Meksiko.

Ia mengaku orang Belgia bernama Jacques Mornard Mercader alias Mornard alias Jackson menyatakan kepada kepala polisi rahasia Jenderal Leandro Sanchez Salazar bahwa ia lahir di Teheran tanggal 18 Pebruari 1904 sebagai putera duta Belgia untuk Teheran, Robert Mornard.

Baca juga: Matthias Kleinheisterkamp, Panglima SS yang Jago Bertempur Tapi Memilih Bunuh Diri saat Ditangkap Uni Soviet

Katanya pada umur 2 tahun ia dibawa ke Brussels oleh orangtuanya. Tahun 1914 ia pergi ke Paris bersama ibunya, Henriette Vanderdresch.

Ketika Perang Dunia I berakhir ia kembali ke Brussels untuk menamatkan sekolahnya di sebuah sekolah Jesuit.

Atas saran ayahnya ia masuk sekolah militer kerajaan di Dixmude dan lulus 2 tahun kemudian. Ia belajar di Ecole Polytechnique di Paris dan katanya ikut kuliah jurnalistik di Sorbone.

Ia menikah dengan Henriette van Prouschdt di Brussels tahun 1934 tetapi menceraikan isterinya tahun 1939.

Dua tahun kemudian di Paris ia bertemu dengan Silvia Ageloff, saudara perempuan sektetaris Trotsky, hal ini memungkinkan ia masuk ke lingkungan pemimpin revolusioner ini.

Menurut polisi Meksiko, Silvia yang ketika itu tinggal di AS memperoleh visa yang memungkinkan si pembunuh masuk ke Meksiko.

Baca juga: Dituduh Selundupkan Data Pembuatan Bom Atom ke Uni Soviet, Pasangan Yahudi Ini Berakhir Tragis

Mercader berganti nama, dari Mornard menjadi Jackson dan menetap di Meksiko. Di tempat ini ia mendapat pekerjaan.

Silvia memperkenalkannya kepada Trotsky sebagai "tunangannya" dan Jackson menjadi "orang dalam" di villa Trotsky.

Identitas sejati si pembunuh ini tetap tidak diketahui sampai lama. Kini diketahui bahwa ia bernama Ramon Mercader, lahir di Barcelona, Spanyol tanggal 7 Pebruari 1914.

Ibunya kelahiran Kuba bernama Caridad del Rio. Si ibu ini seorang komunis militan dan isteri tidak resmi seorang jenderal GPU bernama Leonid Eifingon.

Baca juga: Perang Vietnam, Perang yang Menjadi Ajang Uji Coba Jet-jet Tempur Buatan Amerika dan Uni Soviet

Walaupun nama sejati si pembunuh sudah diketahui dan walaupun partai-partai komunis kini mengakui bahwa Stalin memerintahkan pembunuhan ini, tidak banyak yang diketahui tentang Mercader.

Apakah ia cuma pembunuh bayaran ataukah agen penting dalam dinas rahasia Uni Soviet?

Betulkah ia pengikut Trotsky yang kecewa seperti pengakuannya, yang memutuskan sendiri untuk membunuh "si pengkhianat"?

Mengapa ia mencoba bunuh diri setelah meremukkan tengkorak korbannya? Mengapa pula berbulan-bulan ia menolak keluar dari penjara setelah masa hukumannya habis?

Sesudah bebas ia pergi ke Moskwa untuk bekerja sebagai penterjemah. Ia dikirim ke pelbagai negara komunis.

Tahun 1977 ia dijadikan "Pahlawan Bintang Emas dari Uni Soviet". Setahun setengah yang lalu ia tiba di Havana, Kuba. Ia meninggal di sana tanpa banyak diketahui orang. (AFP)

Baca juga: Cessna 172, Pesawat Terfavorit di Dunia yang Sukses Mengecoh Sistem Radar Soviet

Artikel Terkait