Awalnya Cuma Gatal-gatal Lama-lama Muncul Benjolan Aneh, Dakir Ternyata Menderita Tumor Limfoma

Moh Habib Asyhad

Editor

Dakir menderita tumor lifoma
Dakir menderita tumor lifoma

Intisari-Online.com -Dakir hanya bisa pasrah dan sembunyi dari orang-orang. Sakit yang awalnya cuma gatal-gatal itu berubah jadi benjolan aneh.

“Kadang ada orang saya sembunyi itu di paviliun, kadang juga di garasi‎ di bawah, saya minder kalo ketemu orang, saya lagi sakit ditambah pikiran lagi sakit,” ungkap Dakir kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (12/5), yang sekarang tinggal di villa majikannya di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, bersama istrinya, Aminah.

(Baca juga:1 Kanker Payudara Memang Diawali dengan Adanya Benjolan, tetapi Tidak Semua Benjolan pada Payudara Merupakan Kanker)

Cerita bermula sejak 27 tahun yang lalu. Waktu itu ia merasa gatal di sekujur tubuh.

Menurutnya, gatal tersebut datang secara tiba-tiba, tanpa ada sebab akibatnya. Ia pun hanya bisa menggaruknya.

Warga Kampung Kampung Citalingkup, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, hanya menganggap gatal tersebut sebuah penyakit kulit.

Ia tak mengindahkan rasa gatal itu dengan mencari penanganan medis.

“Awalnya memang hanya gatal saja, tapi lama kelamaan malah jadi begini,” ujarnya.

Tapi lama-kelamaan, benjolan berukuran cukup besar mulai timbul satu per satu di sejumlah bagian tubuhnya.

Melihat perubahan di tubuh, Dakir kala itu mencoba berobat ke puskemsas bersama istri.

Tapi sayang, dokter dan perawat di puskesmas angkat tangan. Mereka bilang, penyakit yang diderita Dakir tak bisa ditangani medis.

Apa yang dikatakan petugas medis itu tentu saja membuat Dakir dan istrinya panik.

(Baca juga:Ingin Tunjukkan Paus Tidak Berbahaya, Model Ini Nekat Berpose Telanjang dan Berenang Bersama Mereka)

Mereka berdua mencoba memutar otak untuk menangani hal yang sedang terjadi pada tubuhnya.

Dakir mencoba sabar dan menerima kondisi tubuhnya meski tak ada yang tahu apa yang sedang terjadi pada tubuhnya.

Hingga 20 tahun kemudian…

Dakir memutuskan pergi ke rumah sakit yang memiliki dokter serta alat lebih lengkap. Di sana, ia menerima diagnosis yang mengejutkan dari dokter.

Dari berbagai macam tes dan pemeriksaan yang dilakukan melalui prose panjang, dokter mendiagnosis Dakir dengan tumor limfoma. Itulah kenapa tubuh Dakir dipenuhi benjolan besar, bahkan hingga ke wajahnya.

Penyakit itu membuat Dakir tak bisa tinggal diam. Penghasilan yang seadanya tak mampu menanggung biaya rumah sakit dan obat yang mesti dikonsumsi.

Dakir beserta sang istri sepakat untuk menjual rumah berukuran 2,4 x 4 meter yang selama ini ditinggali.

Kala itu uang penjualan rumah digunakan untuk biaya operasi. Cobaan Dakir tak selesai sampai disitu saja, uang hasil penjualan rumahnya tak cukup untuk menutupi biaya operasi.

Solusinya, Dakir meminjam uang.

(Baca juga:Mendapat Sanksi KPI Soal Iklan Partai Perindo, MNC Group: Kami Merasa Tak Melanggar Aturan)

Tujuh tahun lalu, dengan segala uang hasil pinjaman sana-sini, Dakir dioperasi dan dia dinyatakan sembuh.

Ternyata penyakit Dzakir kembali kambuh dan benjolannya semakin banyak‎ sampai sekarang.

Menurut aktivis sosial dari Panti Silih Asih, Nani Rohaeni (48)‎, Dakir sempat tidak bisa melakukan aktifitas apa pun namun ia sedikit bersyukur karena mendapatkan obat dari Jakarta sehingga Dakir bisa beraktifitas untuk sementara.

“Kalo dulu malah kayak robot, gak bisa ngapa-ngapain, ininya mengeras, pendengaran gak lancar, ini kan mengeras semua‎. Akhirnya kita cari donatur Gema sosial dari jakarta dapet bantuan obat herbal,” katanya.

Kini Dakir beserta istri harus tinggal di rumah majikan istrinya, yaitu sebuah vila pribadi di Kampung Citalingkup, Megamendung.

Harta yang mereka punya sudah tidak ada, bahkan sehabis operasi, utang-utang mereka belum juga terlunasi dengan gaji istrinya sebagai penjaga vila yang pas-pasan.

Harapan terakhir? Pemerintah mestinya harus turun tangan.

Artikel Terkait