Advertorial
Intisari-Online.com - Ustadz KH. Ahmad Ihsan atau yang lebih dikenal dengan Ustadz Cepot meninggal dunia.
Hal ini diketahui dari unggahan akun instagram Ustadz Solmed @ustad_solmed pada Senin (27/8).
"Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji'uun... Selamat Jalan Sahabat dan Guru ku, KH. Ahmad Ihsan ( ustadz Cepot ) semoga Allah merahmatimu , menjadikan jariyah atas segala amal dan ilmu mu. Alfaatihah,"ungkapnya.
Seperti yang diketahui, pada 2018 lalu ustadz Cepot memang sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Baca Juga:Salah Tempat Duduk di Kereta dan 'Ngeyel' Tidak Mau Pindah, Pria Ini pun Mendapat Imbasnya
Setelah beberapa lama dirawat, kondisinya dikabarkan berangsur membaik.
Namun, takdir berkata lain, Ustadz Cepot kini telah menghembuskan napas terakhir.
Dari informasi yang tersebar, Ustadz Cepot diduga menderita sakit radang usus.
Bahkan dikabarkan dokter sempat memvonis jika usianya hanya tinggal dua bulan.
Namun, hingga saat ini belum diketahui dengan jelas penyebab lain dari meninggalnya Ustadz Cepot.
Radang usus sendiri atau yang juga disebutinflammatory bowel disease (IBD) adalah kondisi di mana usus mengalami inflamasi atau peradangan.
Penyakit radang usus terdiri dari dua jenis yaitu kolitis ulseratif di mana kondisi ini menyebabkan peradangan dan luka lama (bisul) di lapisan terdalam dari usus besar dan rektum, dan penyakit Crohn yang ditandai dengan peradangan pada lapisan saluran pencernaan, yang sering menyebar jauh ke dalam jaringan yang terkena.
1. Gejala
Gejala dari penyakit radang usus bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan peradangan dan tempat terjadinya.
Gejala dapat menjadi ringan atau parah.
Tanda dan gejala umum dari radang usus adalah diare, demam dan kelelahan, nyeri perut dan kram, nafsu makan berkurang, serta penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
2. Penyebab
Penyebab pasti penyakit radang usus masih belum diketahui. Salah satu penyebabnya adalah kerusakan sistem kekebalan tubuh.
Ketika sistem kekebalan tubuh mencoba melawan virus atau bakteri yang menyerang, respon imun yang abnormal menyebabkan sistem kekebalan menyerang sel-sel dalam saluran pencernaan.
Keturunan juga tampaknya memainkan peran dalam IBD yang lebih umum, yaitu orang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit tersebut.
Namun, kebanyakan orang dengan IBD tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.
3. Faktor risiko
- Usia
Kebanyakan orang yang mengembangkan radang usus didiagnosis sebelum mereka berusia 30 tahun, tetapi beberapa orang tidak mengembangkan penyakit ini sampai usia 50-an atau 60-an.
- Ras atau etnis
Meskipun orang kulit putih memiliki risiko penyakit paling tinggi, penyakit ini dapat terjadi pada ras apa pun.
- Riwayat keluarga
Seseorang berisiko lebih tinggi jika memiliki kerabat dekat (seperti orangtua, saudara kandung atau anak) dengan radang usus.
- Obat anti peradangan
Obat ini termasuk ibuprofen(Advil, Motrin IB, yang lain), naproxen sodium (Aleve), natrium diklofenak (Voltaren) dan lainnya.
Obat-obat ini dapat meningkatkan risiko radang usus atau memperburuk penyakit radang usus.
- Tempat tinggal
Orang yang tinggal di lingkungan industri lebih mungkin berisiko radang usus.
Oleh karena itu, mungkin faktor lingkungan, termasuk diet tinggi lemak atau makanan olahan, menjadi penyumbang penyebab penyakit ini.
Orang-orang yang tinggal di iklim utara juga tampaknya berisiko lebih besar.
Baca Juga:Jual 'Mayat Manusia' ke Sekolah, Salah Satu Pekerjaan Mengerikan yang Pernah Ada di Dunia