Mulai dari sejak itu, Sapkal mulai merawat anak-anak yang dibuang dan tuna wisma, membagi makanan yang ia dapat dari mengemis dan mengamen.
Sapkal juga berpidato, dan berkeliling meminta donasi untuk “keluarga besarnya”.
(Baca juga: Berkenalan dengan Lech Walesa, Buruh Galangan Kapal yang Jadi Presiden Polandia)
Selama 40 tahun terakhir, itulah yang dilakukan oleh Sapkal, berkeliling desa, meminta donasi agar anak-anak adopsinya bisa memiliki hidup yang lebih baik.
Hingga akhirnya ia mampu membangun empat panti asuhan, dimana anak-anaknya tumbuh menjadi anggota masyarakat yang dihormati.
Prioritasnya adalah menjaga anak-anak asunya agar berada di jalan yang benar, juga memberikan mereka kasih sayang dan kepedulian layaknya keluarga.
Perjuangannya membesarkan 1.400 anak di panti asuhannya membuatnya mendapat julukan Mother of Orphans, ibu dari anak-anak yatim piatu. Sapkal juga mendapatkan berbagai penghargaan, bahkan sampai lebih dari 750 jumlahnya.
Sayangnya, pemerintah justru seperti tidak mendukung perjuangan Sapkal. Walaupun pernah mendapat penghargaan dari pemerintah pada 2010, sekarang pemerintah justru mengatakan kalau panti asuhan miliknya ilegal.
Sementara sejak 2011, Sapkal beserta anak-anaknya sudah berusaha mendaftarkan panti asuhannya, namun selalu ditolak dan dipersulit.
Walaupun begitu, Sapkal masih terus berkeliling India, menggalang dana, dan mengadopsi anak-anak terlantar yang ditemuinya.
“Aku adalah ibu untuk mereka yang tidak punya siapa-siapa. Aku mengasuh dan menjaga mereka, membesarkan mereka di jalur yang benar—dan disitulah kebahagiaanku berada.”
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR