Tapi Lilia mengingatkan jika beberapa jenis olahraga di atas merupakan pilihan. Tidak semua ibu hamil disarankan melakukannya.
Misalnya untuk ibu hamil dengan kondisi plasenta tertutup atau memiliki penyakit, maka ia tidak harus melakukan olahraga tersebut.
Untuk ibu hamil yang sehat atau tidak memiliki riwayat penyakit, juga tidak boleh sembarangan berolahraga. Sebab, olahraga dilakukan jika kondisi bayi juga sehat.
Semisal bayi sungsang, maka ibu hamil tidak boleh melakukan senam, yoga, atau renang. “Tapi perenggangan dan jalan masih boleh,” ucap Lilia.
Oleh karena itu, sebelum berolahraga, sebaiknya ibu hamil memeriksa kehamilannya. Untuk perenggangan, jalan, dan renang, jika merasa tidak enak badan dan sedang lelah, tidak apa-apa berhenti sejenak.
Sementara untuk senam, dokter akan memeriksa tensi darah dan nadi ibu dan memeriksa denyut jantung bayi dengan Doppler.
Mengingat pentingnya olahraga bagi ibu hamil, Lilia menyarankan durasi olahraga ibu hamil disarankan minimal tiga kali 20 menit seminggu. “Boleh 30 menit asal tidak diforsir,” lanjutnya.
Senam juga bisa dilakukan di rumah jika ibu hamil sedang sibuk. Tetapi usahakan hadir satu kali dalam kelas senam yang diprogram oleh dokter dan rumah sakit.
Ini berguna agar ibu mengerti tahap-tahap dari senam ibu hamil dan tidak salah dalam melakukannya.
(Pernah dimuat di majalah Intisari edisi Maret 2017)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR