Intisari-Online.com -Dalam dunia militer, seperti TNI, sangat dikenal istilah Jiwa Korsa yang merupakan akronim dari korps dan satuan.
Setiap anggota militer yang memasuki satuan tertentu seperti Kostrad, Kopassus, Raider, Korps Paskhas, Korps Marinir, Korps Polisi Militer, dan lainnya, akan selalu memiliki rasa cinta dan kebanggaan terhadap satuan atau korpsnya itu.
Jiwa Korsa tentara pada intinya merupakan rasa solidaritas sesama rekan satu angkatan, korps, atau satuan yang punya motto: “Satu Untuk Semua dan Semua Untuk Satu”.
Jiwa Korsa akan makin mengental dan bertambah “fanatik” jika korps atau satuan bersangkutan mengalami penggemblengan yang makin berat atau menghadapi pertempuran hebat.
(Baca juga:Mewah di Bagian Depan, Biasa di Bagian Belakang, Orang-orang Menyebutnya Rumah Abu Nawas)
Dengan demikian perasaan satu nyawa rekan sangat tergantung kepada rekan-rekan lainnya dan sebaliknya sangat terasa.
Makin elit korps atau satuan bersangkutan umumnya jiwa Korsnya juga makin militan.
Tapi jiwa Korsa itu kadang menjadi kelemahan ketika berlangsung misi, baik yang berupa operasi perang maupun non perang.
Masing-masing satuan kadang berebut menonjolkan prestasinya sehingga malah muncul konflik. Misalnya dalam operasi penyelamatan korban pesawat yang jatuh.
Semua pasukan yang diturunkan di bawah kendali Kabasarnas saling berlomba adu cepat untuk mendapatkan korban dan kemudian menjadi berita besar di media massa.
Dalam konflik memerangi GAM, misalnya, karena merampas satu senjata dari anggota GAM bisa menaikkan pangkat satu peleton, maka yang terjadi malah persaingan yang tidak sehat. Pasukan antarsatuan bisa terjadi saling gontok-gontokan.
Ketika pasukan TNI dari berbagai satuan atau korps disiagakan untuk mengawal Pilkada DKI putaran kedua lalu, fanatisme Jiwa Korsa yang bisa merugikan itu memang harus bisa diredam.
(Baca juga:Mengagumkan, Meski Sudah 101 Tahun, Nenek Julia Hawkins Masih Kuat Mengikuti Lomba Lari)
Semua pasukan TNI harus menyadari bahwa tugasnya adalah demi membawa nama baik bangsa dan negara. Bukan semata-mata untuk menonjolkan keunggulan dari masing-masing Korps dan Satuan.
Oleh karena itu semua pasukan TNI dan Polri yang tergabung dalam satgas apa pun demi menjalankan tugas negara, harus saling menghormati dan lebih mengedepankan nama bangsa serta negara.