Intisari-Online.com - Setelah melahirkan terdapat perubahan yang terjadi pada otot-otot tubuh. Salah satunya otot pinggang.
Umumnya sebagian besar perempuan mengalami sakit pinggang saat atau setelah melahirkan. Hal itu disebabkan oleh pertumbuhan hormon relaksin dalam tubuh.
Selama kehamilan tubuh secara alami memproduksi hormon relaksin.
(Baca juga:Meski Dicap Mahal, Inilah Kepeloporan Telkomsel di Dunia Telekomunikasi Indonesia)
Hormon itu berfungsimemperbesar otot panggul untuk memberi ruang bagi bayi, agar nantinya mudah keluar saat proses persalinan. Namun, hormon ini pula yang membuat sendi menjadi longgar sehingga otot dan sendi mudah cedera.
Selain itu, akibat perut yang kian membesar, titik tumpu pun akan berbeda. Pusat gravitasi pada ibu hamil akan berubah ke arah depan.
Makanya dia akan lebih mudah untuk mengalami sakit pinggang akibat otot pinggang yang menegang dan sendi punggung yang “ketarik” untuk menahan perut.
Kondisi itu juga bisa menimbulkan cedera ada bagian tulang belakang.
Sakitnya akan semakin menjadi meskipun telah melewati pasca persalinan andaikan selama kehamilan postur tubuh tidak dijaga. Contohnya, terbiasa duduk bungkuk, berdiri terlalu lama, berjalan jauh, atau terlalu sering mengangkat barang berat.
Selain otot pinggang, otot vagina juga mengalami perubahan. Penyebab utamanya tentu karena proses persalinan yang membuat otot vagina jadi meregang.
Apabila proses melahirkan agak sulit, tak menutup kemungkinan bisa menimbulkan cedera pada otot vagina dan dasar panggul.
Itulah sebabnya banyak perempuan sering mengeluh kram pada vaginanya. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi kalau proses melahirkannya lancar dan mudah.
Cederanya otot vagina ini disebabkan oleh robekan akibat jalan keluar bayi yang luas.
Namun, dengan teknik penjaitan yang sesuai untuk menyambung otot-ototnya dan ditambah latihan kagel, otot vagina serta dasar panggul bisa diperbaiki.
Prosesnya tak sebentar, butuh waktu berbulan-bulan dengan latihan yang konsisten dan sesuai. Bisa juga ke ahli fisioterapi agar otot yang dilatih tepat sasaran.
Otot perut pun juga mengalami perubahan setelah melahirkan, yakni menjadi lebih lunak. Apalagi kalau telah beberapa kali melahirkan.
Selain itu, jumlah dan volume bayi turut mempengaruhi. Semakin besar atau banyaknya jumlah bayi, otot perut pun akan semakin melemah.
Namun, ada beberapa perempuan memiliki otot perut yang kuat sehingga tak membutuhkan waktu lama untuk cepat pulih. Kuat atau lemahnya otot perut ini dipengaruhi faktor gen.
Setelah melahirkan perempuan juga bisa mengalami peranakan turun, yaitu turunya organ-organ panggul seperti rahim, kantung kemih, atau rektum (organ terakhir dari usus besar ).
Hal ini biasanya disebabkan karena mengenjan selama proses persalinan. Organ yang turun bisa satu, dua, atau ketiga-tiganya.