(Baca juga: Jangan Anak Bermain Balon Tanpa Pengawasan, Bila Tidak Ingin Berakibat Fatal)
Tanda-tanda itu sering pula disertai rasa kaku pada permulaan gerak, terlebih lagi waktu bangun tidur. Begitu juga setelah duduk agak lama.
Proses seperti itu khas pada persendian yang sudah mulai mengalami kerusakan atau proses degeneratif pada unsur-unsur tulang rawan persendian.
Bila ditambah kesemutan pada daerah kulit tertentu, menurut Prof. Dr. Sidharta, berarti telah mengenai berkas saraf pada anggota gerak yang bersangkutan.
Bila sudah terjadi peradangan atau inflamasi pada sendi (dengan manifestasi merah, panas, dan sakit) oleh kuman, proses auto-imun dalam tubuh, penggunaan sendi yang berlebihan, disebut sebagai rematik artritis.
Kurang tidur
Penyakit rematik sebenarnya lebih dari 100 jenisnya dan penyebabnya bermacam-macam. Tetapi ditilik dari lokasi proses patologisnya, terbagi atas dua kelompok besar yakni rematik ekstra artikuler dan rematik artikuler.
Rematik ekstra artikuler terjadi di luar sendi dan paling banyak ditemukan pada 50 - 60 % penderita. Contohnya, fibromialgia atau lebih populer disebut chronic fatigue_syndrome.
Gejalanya nyeri pada otot yang diduga ada hubungannya dengan depresi.
Hasil penelitian mengatakan, kurang tidur menyebabkan terjadinya tumpukan asam laktat, karena hormon somatomedin C (yang digunakan untuk metabolisme asam laktat) yang 80% dibentuk selama kita tidur nyenyak (tidur stadium 4), tidak terbentuk.
Akibatnya, badan terasa pegal, ngilu, dll. Kalau hari-hari berikutnya bisa tidur nyenyak, gejala akan hilang.
Sebaliknya, kalau terus-menerus kurang tidur, terjadilah nyeri pada otot yang berkepanjangan. Di situlah timbul gejala fibromialgia ini.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR