Intisari-Online.com -Korban tewas dan luka-luka akibat sambaran petir bisa terjadi di mana saja.
Di Amerika Serikat (AS), selama sepuluh tahun terakhir (2007-2017), korban tewas tersambar petir berjumlah 304 orang. Korban terdiri ataspria dan wanita.
Berdasar penelitian yang dilakukan oleh lembaga National Weather Service AS, umumnya korban yang tewas akibat sambaran petir karena berada di ruangterbuka.
Korban disambar petir karena menjadi objek tertinggi di antara objek-objek lainnya atau secara kebetulan korban tersebut berada tepat di lintasan petir yang melesat dari awan menuju tanah.
Korban sambaran petir sama seperti terkena aliran setrum listrik yang berakibat pada luka bakar di kulit, luka dalam, dan terhentinya denyut jantung.
Tindakan utama untuk menolong korban memang harus segera dibawa ke rumah sakit.
Tapi jika posisi korban berada di pegunungan atau hutan pertolongan pertama adalah segera memindahkan korban dari lokasi hantaman petir dan selekas mungkin mengontak tim penolong.
Selain di tempat terbuka, misalnya seseorang sedang berada di bawah pohon, ia juga bisa menjadi korban akibat "lompatan" sambaran petir.
Petir yang menyambar aliran listriknya bisa melintasi pucuk pohon. Begitu sampai kebagian batang, ia akan "melompat" ke objek atau orang yang berteduh sehingga jadi korban.
Petir yang kilatnya menghantam pohon aliran listriknya juga bisa menjalar ke pagar yang terbuat dari besi berunsur metal dan selanjutnya menghantam orang yang berada tidak jauh dari pagar itu.
Intinya jika sedang ada petir orang harus menjauhkan diri dari benda berunsur metal seperti alat komunikasi karena bisa menjadi konduktoratau penghantar bagi aliran listrik yang ditimbulkan oleh petir.
Untuk menghindari sambaran petir, orang memang dianjurkan untuk tidak beradadi alam terbuka.