Intisari-Online.com – Para peneliti dari University of Alabama mengembangkan sistem peramal petir. Hal itu dilakukan untuk mengurangi jumlah korban jiwa akibat sambaran petir. Menurut catatan National Oceanic and Atmospheric Administration, rata-rata 53 orang Amerika meninggal akibat tersambar petir setiap tahunnya. Data tersebut didapatkan berdasarkan pemantauan antara tahun 1982 hingga 2011.
Para peneliti berharap sistem ini dapat memperkirakan badai petir 30 sampai 45 menit sebelum kejadian. Saat ini badan meteorologi hanya dapat memberikan peringatan 10 sampai 15 menit sebelum kejadian. Itu merupakan waktu yang cukup singkat.
“Sebenarnya sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk memprediksi petir, tapi badan ramalan cuaca belum memanfaatkan hasilnya dengan baik,” kata John Mecikalski, direktur dan profesor Huntsville’s Atmospheric Science Department di Universiti of Alabama. “Tujuan utama kami adalah meningkatkan kecepatan prediksi pada awan yang berpotensi menghasilkan petir dan kapan petir itu akan terjadi,” tambah Mecikalski.
(Baca juga: Mengapa Lelaki Mudah Disambar Petir?)
Sistem baru ini akan menggabungkan beberapa penemuan yang ada. Data dari satelit National Aeronautic and Space Administration akan digabungkan dengan pengamatan radar. Hasil gabungan data tersebut akan dianalisis dalam bentuk data numerik, untuk memantau awan yang tampak membesar dan berpotensi menghasilkan badai petir. (news.discovery.com)