Intisari-Online.com -Memiliki pesawat pribadi sebenarnya sudah merupakan hal yang biasa di Indonesia karena pemakainya adalah para bisnisman kelas dunia dan juga karena pengaruh gaya hidup.
Sebenarnya siapa pun warga Indonesia yang mampu membeli pesawat jet pribadi tidak dilarang oleh negara. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara yang menjadi ajang pemasaran potensial bagi jet-jet pribadi produksi Kanada, Inggris, Perancis, AS, dan lainnya.
Para pengusaha atau pejabat negara yang memilki pesawat jet pribadi banyak diuntungkan dalam kegiatannya karena tidak tergantung lagi kepada pesawat komersil.
Misalnya, tidak perlu lagi membuat para sekretarisnya yang cantik-cantik stress karena sering susah mendapat tiket kelas VVIP di musim padat penerbangan (peak season).
Sejumlah pengusaha dan, di antaranya, sekaligus pejabat negara yang sudah memiliki jet pribadi antara lain, Prabowo Subianto, Chairul Tanjung, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Jusuf Kalla, Susi Pudjiastuti. Kabar yang beredar juga menyebut, Setya Novanto baru saja membeli pesawat jet pribadi Bombardier Global 5000 buatan Kanada.
Baca Juga: Bergaya Seperti Orang Superkaya Naik Jet Pribadi di Instagram? Banyak Orang Memakai Trik Ini
Jet pribadi Global 5000 ini merupakan varian perdana yang diproduksi oleh Bombardier dan mulai operasional pada tahun 2003.
Jadi dari sisi harga (Rp 666 milliar) merupakan yang termurah dibandingkan produksi varian berikutnya. Yakni, Global 6000, Global AEW, dan Global E-11 A.
Sebagai pesawat penumpang yang bisa dioperasikan secara pribadi dan untuk bisnis carter, Bombardier Global 5000 juga dioperasikan untuk pesawat militer, khususnya untuk kepentingan pengintaian (surveillance).
Khusus untuk kepentingan pribadi Global 5000 masih bisa dimodifikasi sesuai keinginan pemesan. Misalnya dibuatkan kamar tidur dan mandi khusus, ruang kerja khusus, dan lainnya.
Secara operasional Global 5000 diterbangkan oleh tiga kru terdiri atas pilot, kopilot, dan teknisi pesawat, dan bisa mengangkut 13 penumpang.
Dalam kecepatan penuh Global 5000 bisa melesat hingga 934 km/jam dan terbang pada ketinggian 51.000 kaki (15.545 m) atau hampir menyentuh batas cakrawala.
Lalu bagaimana cara untuk menempatkan jet-jet pribadi termasuk kepunyaan Setya Novanto jika sedang tidak terbang?
Cukup mudah. Titipkan pada salah satu maskapai penerbangan, misalnya Garuda Indonesia. Mereka yang akan mengurusnya mulai dari pemeliharaan, penyimpanan, dan operasional termasuk kebutuhan para pilot dan teknisi.
Intinya pihak pemilik jet pribadi tinggal telepon kepada maskapai yang dititipi pesawatnya jika mau terbang dan semuanya ditanggung beres dan lancar.
Baca Juga: Mengintip Kemewahan Jet Pribadi Vladimir Putin, Harganya Capai Rp.7,2 Triliun
Tentu saja pemilik jet pribadi harus mengeluarkan dana untuk proses penitipan itu. Tapi jika mereka ditanya pasti tidak mempermasalahkannya—wong uangnya banyak.