Sedih! Bocah Kelas 6 SD Ini Harus Kehilangan Ibu dan Adik Tepat 100 Hari Meninggalnya sang Ayah

Ade Sulaeman

Editor

Suasana haru di rumah duka di Pondok RT 2 RW 9, Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari Kota Semarang.
Suasana haru di rumah duka di Pondok RT 2 RW 9, Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari Kota Semarang.

Intisari-Online.com - Suasana haru di rumah duka di Pondok RT 2 RW 9, Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari Kota Semarang. Sejumlah kerabat dan tetangga korban kecelakaan bersedih atas kepergian Masrekhah (35) dan sang putra, Andika (5) serta Reihan (7) keponakannya.

Para pelayat pun tampak menahan tangis saat tiga jenazah dikembumikan di pemakaman Pondok, Tambakrejo, Gayamsari, Jumat (21/4/2017) sore.

Ada dua liang lahat yang disiapkan untuk tiga jenazah. Satu liang lahat untuk Masrekhah (35) beserta sang putra, Andika (5). Sedangkan liang kubur lainnya untuk Reihan (7).

Putra sulung Masrekhah, Riyan (12) menangis, kala melihat ibunda dan adiknya dikebumikan.

Siswa kelas 6 SD Islam Al Fattah itu kini yatim piatu.

Ayahnya meninggal dunia dalam kecelakaan.

Sedangkan hari ini, adik kandungnya dan sang bunda pun meninggal dunia dalam kecelakaan tertabrak kereta api di Gayamsari. Kepergian adik dan ibunda pun tepat saat peringatan 100 hari almarhum ayah.

"Bu Masrekhah warga yang baik di kampung ini. Ia ramah. Kami turut kehilangan," ungkap tetangga almarhumah, Ali Musochi (39).

Selain itu, ayah Reihan, Nur Ahmad (45) pun nggak banyak bicara. Pria yang bekerja sebagai kuli batu itu tampak lemas setelah kepergian Reihan.

Jenazah para korban kecelakaan itu tiba di rumah duka, Pondok RT 2 RW 9, Tambakrejo, pukul 17.00 WIB, dari RSUP dr Kariadi.

(tribunjateng/daniel)

Artikel Terkait